Jumat, 23 Januari 2009

Sweet Dreams


Wanita ibarat bunga, keindahan kuntumnya terkadang menebar pesona. Mawar, Anggrek, Melati ataupun Edelweiss si bunga abadi.
Mawar ... merekah mengudang hasrat, hasrat untuk memiliki walaupun dengan memetiknya kita akan terluka. karena tertusuk duri namun hal itu sepadan dengan apa yang dapat kita raih. Dan wanita seharusnya memiliki hal itu, filter atau tameng untuk menghadang tangan - tangan jahil yang ingin menjahili, merusak keindahan wanita itu sendiri. Dan mungkin filter itu adalah iman dan kenyakinan yang mereka miliki.
Anggrek .... berayun menebar rasa, keindahan itu akan mengundang decak kagum dan keinginan dari mereka. Dia menggoda, untuk dapat diraih dan dimiliki. Dan Wanita .... seharusnya memiliki keindahan itu. keindahan budi pekerti dan halusnya tutur kata. Agar kita tak hanya akan mendapatkan pujian namun kita juga akan memperoleh penghargaan dan penghormatan akan harkat dan martabat kita sebagai wanita dan manusia ciptaan Nya.
Melati .... putih dan berseri, sekuntum melati tidak hanya menebar wangi... namun putih dan bersihnya hati seharusnyapun kita miliki. Seperti keindahan melati, selalu menebar keharuman.
Wanita.... kitapun harus seperti melati, memberi keharuman dan keindahan. Sesuci melati yang putih dan bersih.
Edelweiss .... bunga abadi. Tidak pernah layu ataupun mati. Dia penuh dengan keabadian, tapi kita wanita adalah manusia ciptaan Nya yang tidaklah abadi. Semua yang didunia ini hanyalah bersifat sementara. Kecantikan lahiriyah bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan, namun kecantikan batin, itulah yang abadi. Suatu waktu, kita akan sampai pada masa itu, setiap orang akan mencapai titik itu. Tidak ada yang mampu menolak dan mengelak. Seharusnya wanita yang cantik dan mulia adalah wanita yang cantik budi pekertinya, cantik hatinya, cantik akhlaqnya. Dan saat ini ......??? siapa kita ??? sudahkah kita berkaca ... melihat setiap kekuarangan yang ada di dalam diri kita.
Cermin .....
Tempat berkaca .....
Di sana terpantul segalanya...
Kelebihan dan kekurangan
kebahagiaan dan kegetiran
Namun terkadang kita tidak menyadarinya
Yang terlihat hanya kesemuan belaka
Tidakkah diri ini merasa
Bahwa cantik, tampan, kaya dan miskin
Hanyalah sementara
Titipan yang suatu waktu dapat di ambil Nya
Tanpa kita sadari
Tanpa kita ketahui
Tiba - tiba datang
Dan diri tak lagi mampu menghindari
Meski ...
Segala tangisan dan ratapan engkau limpahi
Segala upaya engkau upayakan
Dia datang tak mau kembali
Dengan tangan hampa...
Dan kita mesti beriring dengannya
Tuk menghadap pada Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar