Jumat, 30 Januari 2009

Pelangi Keisa



Sosok itu selalu kulihat ada disana, menatapku dengan tatapan yang sulit ku mengerti. Ada seulas senyum disudut bibirnya, tak lupa kerlingan mata mengoda selalu dia hadirkan kala melihatku melangkah keluar dari gang. Yach... hari - hariku, setiap hari, kegiatan dan rutinitas yang sangat menjemukan tak mampu ku hindari. Dan kebiasaan itu yang membuat sosok misterius itu sangat tahu kapan aku berangkat ke kampus, pulang dari kampus dan kapan aku akan keluar dari gang tempat aku kost. Dan kebiasaan ku, yang sering jalan bareng dengan sohib - sohibku. Hari pertama aku melihatnya, ehmm.... aku hanya melihatnya sekilas dan tidak terlalu memperhatikannya. Hari kedua, dia mulai senyum, dan aku membalas senyum. Ketiga... hanya sapa ringan "Hai ...." keluar dari bibirku. Kadang aku merasa aneh ..., dia sesosok tampan dengan seulas senyum menawan, mengapa selalu ada disudut halte itu ? walau dengan pakaian yang seadanya khas mahasiswa seni. Eittt.......... baru aku tersadar apakah dia anak ISI ??? bukankah diseberang jalan, agak masuk gang ada kampus ISI ? entahlah ....... Mahasiswa seni ... rasanya dia terlalu bersih dech untuk anak seni ? rambutnya terpotong rapi dan bajunya bersih walau celana jeans nya sedikit belel. Dan tanpa aku sadari aku menjadi terbiasa dengan kehadirannya. Terbiasa dengan sapa ringan dan kerlingan mata yang mengoda. Senyuman itu ... sangat menawan. Aku rasa setiap cewek yang bertemu dengannya akan langsung jatuh hati padanya. Tapi siapa dia ???


Ach ... Yogya terasa begitu gersang. Panas matahari serasa membakar, membakar kulitku ... walau setiap kuliah aku memakai jilbab. Tapi entahlah, panas itu serasa masuk dan membakar, membuat peluh yang paling kubenci menetes di dahi dan tenggukku. Tiga hari ini aku tak lagi melihat sosok itu, setiap kulihat sudut halte, yang kurasa hanya kosong. Entahlah...... aku merasa kehilangan. Sangat kehilangan, aku tak tahu sejak kapan kehadirannya begitu mempengaruhiku. Yang kutahu hanyalah, setiap aku mengayunkan kaki keluar dari kost, terbesit harapan aku akan bertemu dia, melihat senyumannya dan sapa ringan dibibirnya. Seolah - olah hal itu adalah menu wajib yang setiap hari harus aku dapatkan. He..he..he, aku tak mengenalnya, tak tahu siapa namanya dan aku tak tahu siapa dia. Yang kutahu hanyalah, dia sosok penghuni sudut halte. Hari ini aku harus menyelesaikan beberapa tugas dari Bu Yoes, sebagai persyaratan mengikuti kuis mata kuliah Psikologi Pendidikan. Terkadang aku merasa jemu dengan semua tugas - tugas itu. Sadar, setiap manusia akan sampai pada titik itu. Jenuh... bosan dan jemu. Dan rasanya saat inipun aku mengalaminya..... Kampus tampak sepi, maklum hari sudah menjelang sore, aku telah bertemu dengan Bu Yoes, menyerahkan semua tugas yang telah kuselesaikan. Dan sekarang, aku bisa pulang ....


Rintik hujan, mulai berjatuhan. Padahal siang tadi matahari begitu sombong memancarkan panas. Kini, hawa sejuk mulai hadir, tanah yang panas tersiram air hujan, menghadirkan bau khas yang sangat menentramkan. Begitu segar .... !! Aku melangkah menyusuri koridor kelas, ku tatap satu persatu air yang jatuh menetes dari genting bangunan. Terpaku, aku diam memperhatikan air itu menetes menimpa sebuah batu dibawahnya. Kurasa aku melihat batu itu beberapa bulan yang lalu masih utuh dan kokoh. Namun .... kini yang kulihat disekeliling lapisannya telah terbentuk lubang - lubang kecil. Ternyata air pun sanggup mengubah sebuah batu yang begitu kuat berubah bentuk. Seperti karang - karang dipantai, yang begitu kokoh dan tampak angkuh seakan tak ada satu daya apapun yang mampu menaklukannya tapi aku yakin ombak dan air laut itu akan mampu mengalahkannya. Semakin hari dia akan semakin terkikis. Tak ku perdulikan hujan yang terus menguyur, aku melangkah menuju halte di depan kampus. Ach..... kutarik nafas panjang, seakan aku ingin sebagian beban ini menghilang.

"Hai ....! hujan nich...!!!" Tiba - tiba ada seseorang dibelakangku, menutupi kepalaku dengan jaket yang dibawanya. Aku tersentak kaget, hampir saja aku berontak, ketika jemari itu mengenggam tanganku erat. Ku palingkan wajahku, aku menatapnya seakan tak percaya .... Dia..... Sosok yang selama tiga hari ini kurindukan kehadirannya.

"Hai ....!" sapaku, aku sedikit tersipu, karena hampir saja aku lari ketakutan karenanya. "Ayo ikut aku ... !" Ajaknya tanpa menunggu persetujuanku dia melangkah ke dalam sebuah kedai Coffe. Entahlah, seperti terhipnotis, aku melangkah disampingnya. Tanpa kata dan suara, aku masuk ke dalam.
"Kamu suka main hujan - hujanan ya ?" Aku tersipu, seperti anak kecil saja dech.

"Ehmm... enggak tuch !, taux juga nich, rasanya aku pengen merasakan kembali masa kecilku. Main hujan - hujan, basah dan he...he..he ya githu dech."

"Kamu kangen nggak ma aku ?? tiga hari nich aku nggak nungguin kamu." Deg ! pertanyaan tiba - tiba itu terasa menghantam jantungku. Kangen ? aduch ... masak sich aku kangen ma dia ? kalo enggak ngapain aku nyariin dia yach ?
"Kangen ?? kamu maunya gimana ?" Tanyaku kembali. Dia hanya tertawa, lepas dan membuat aku semakin penasaran.
"Kamu tuch ya kalo ditanya malah balas nanya ?" Aku tertawa... entahlah.... ada sesuatu yang membuat aku ingin mengodanya.
"Aku emang kangen tuch .... gimana ?" Tantangnya kemudian. Gantian sekarang aku yang terdiam, bingung juga dech mo jawab gimana. Habis, perasaan itu nggak ngampang lho dikeluarin. Beda rasanya kalo cuma basa basi. Aku tinggal bilang saja kalo aku kangen.
Tapi ... aku benar - benar kangen dengannya, dan rasanya sulit untuk ungkapin kejujuran itu. Ku coba jawab dengan seringan mungkin.

"Oke dech, aku juga kangen ma kamu. Puas ???" Dia kembali tertawa, dan akupun ikut tertawa. Aku tertawa karena ada dua orang yang belum saling kenal mengungkapkan perasaan kangen. Aneh kan ???
"Kenalin, aku Arya ? Kamu Keisa ?" Dia menjabat erat tanganku. Aku sedikit terkejut karena dia tahu namaku. Aku hanya mengangguk dan tersenyum.
"Yups, aku Keisa. Tahu darimana nama aku ?"

"Sayang .... tanya nama kamu gampang sekali. Temen - temen kamu, banyak kan ?" Akhirnya percakapan itu berlanjut, tanpa kusadari. Entahlah... hari ini aku merasa ringan, seringan kapas yang terbang tertiup angin. Hari - hari selanjutnya, kulalui dengan penuh tawa. Dia, Arya selalu menemaniku. Sepulang dari kampus, kami sering ngobrol dan saling curhat di kedai coffe. Berbagi tawa dan kesedihan. Arya,..... walau aku tahu dia, bagiku dia tetap sosok misterius.

Dia bukan anak ISI, tapi dia kuliah di STIE YKPN tingkat akhir. Dia asyik di ajak curhat, asyik di ajak bercanda dan dia cowok yang penuh perhatian.

"Kei, kita jalan yuk !"

"Kemana ?"
"Kemana aja dech, aku lagi suntuk nich !"
"Emang kamu bisa suntuk ? bikin orang suntuk iya dech....!" Aku tertawa, hari ini Arya memang tidak seperti biasanya.

"Ada masalah dengan skripsi kamu ?" Arya menatapku, sejenak aku seperti terpenjara di sana. Terperangkap tanpa aku tahu sebabnya. Dia ... tak tahukah bahwa hatiku bisa bergetar hanya dengan ditatapnya. Aku bisa merasakan sakit dan bahagia dalam waktu bersamaan kala bersamanya. Dadaku serasa sesak, tanpa kutahu apa penyebabnya.
"Enggak, pokok inti pembahasan skripsku sudah tuntas. Dan sudah ACC, tinggal bagian penutup. Jangan khawatir Kei, aku pasti bisa nyelesaikannya."
"Terus..... napa dong koq suntuk ? atooo jangan - jangan karena aku nich !"

"Karena kamu ??? emang kamu ngapain ?? atooo elo selingkuh ya ....!" Ha...ha...ha, aku tertawa. Candaan itu tetap saja ada. Kami seperti sepasang merpati, mengikat janji tanpa kutahu janji itu, menjalin asa tanpa kutahu warna pelanginya.
"Emang, aku boleh selingkuh ?" Tanyaku pelan, kami masih berjalan tanpa arah, namun aku tahu bahwa jalan ini akan membawaku ke sudut mallioboro. Padahal berjalan dari perempatan Wirobrajan ke Mallioboro lumayan jauh. Malam minggu, pasti banyak banget muda - mudi yang mangkal disudut keramaian kota Yogya.
"Kalo sampe elo selingkuh, hemm aku cubit nich hidung kamu. Kei, cari makan yuk !" Diayunkannya tanganku, kami melangkah beriringan, sambil sesekali tertawa melihat lalu lalang kendaraan di samping kami.

"Kamu paling suka ama Burung Dara kan ? Aku yang traktir dech..."

"Jangan disini dong, mahal lhoo." hemm yups, kalau cari makan jangan di depan PKU Muhammdiyah atau disepanjang jalan mallioboro dech. Pasti harganya 2 kali lipat dari harga biasanya.
"Kita jalan ke alun - alun saja yuk ?"
"Kamu nggak cape' entar ?" Tanyanya lembut.

"Aku capek ? enggak pa pa lagi demi kamu dech... hi..hi...hi"

"Elo tuch bisa aja dech Kei.......". Alun - alun kota Yogya, masih sama seperti biasa. Sore ini kulihat begitu banyak anak - anak kecil yang berlarian. Kalian masih ingat tentang sepasang pohon beringin yang ada ditengah alun - alun ini ? Banyak yang mencoba, mereka menutup mata dan melangkah dari pohon yang satu ke pohon yang lain. Aku tak tahu apa yang ingin mereka buktikan. Dan senja ini, walau sedikit tertutup awan, tapi tak mengurangi sedikitpun keramaian kota pelajar ini. Kami duduk disana, dibawah pohon beringin. Angin serasa sepoi - sepoi basah menerpa wajahku, mempermainkan rambut yang terurai dibahuku. Arya, duduk disampingku. Diam dan membisu.
"Kapan kamu ujian Skripsi ? masih lama jadwalnya ?" Diam, tak ada jawaban. Hanya angin yang berdesir, seperti menjawab pertanyaanku.
"Kamu masih lama di Yogya Kei ?"
"Aku ?? ehmm pengennya aku disini aja dech. Males mo pulang balik ke rumah. Setelah selesai nanti, coba - coba aja dech cari lowongan."
"Bener kamu nggak balik ke ortu kamu ? kamu mau nggak nungguin aku ..."
"Maksud kamu ???"

"Keisa.... aku mau nanya boleh ?" Kuanggukan kepalaku, walau dengan sedikit heran aku diam menanti dia mengatakan sesuatu.
"Bagi kamu aku ini siapa ?" Pertanyaan itu sangat tidak biasa. Dan aneh..... Aku menatapnya, mencoba tersenyum, walau hatiku sedang bergetar hebat, aku bingung mau jawab bagaimana. Susah banget mendiskrsikan arti dia bagiku. Teman, sahabat atau apa ???

"Kei, jujur saja dech..... kamu nggak usah takut, Ungkapin saja isi hatimu." Aku tertawa, semudah itukah ? atau memang bagi seorang cowok, semua hal yang mereka ucapkan adalah hal mudah.
"Kamu tahu, kamu adalah sahabat terbaik yang pernah Keisa miliki."
"Sahabat ? hanya sahabat ?" Tanya Arya mendesakku.

"Kamu tahu.... nggak mudah bagi seorang cewek mengungkapkan isi hatinya. Dan kamu tahu.... aku juga kesulitan mendiskripsikan tentang kamu buat aku. Pentingnya dirimu bagi aku, yang kutahu hanyalah .... aku membutuhkanmu."

"Kamu punya cowok ?" Mendengar pertanyaannya aku tertawa... seorang cowok .... apa arti seorang cowok buat seorang Keisa. Tak ada, selain dia hanyalah pelengkap hidup, karena tak ada laki - laki tanpa seorang wanita. Tak akan ada laki - laki jika tak ada wanita. Mereka memang diciptakan untuk berpasangan, berjalan beriringan. Saling mengasihi dan menyayangi tapi juga mereka diciptakan untuk saling benci dan marah. Dan sangat berbeda arti "Seorang Cowok" dengan "Pacar", "Pacar" dengan "Teman Hidup" mereka serupa tapi tak sama.
"Aku tidak sedang mencari seorang cowok. Aku senang menikmati hidupku. Seperti ini ...."
"Kamu tahu, pertama kali aku melihatmu. Di mulut gang itu, ehmm gang Menjangan ya namanya. Kamu dengan teman - teman, tertawa begitu indah. Terus terang, aku terpaku melihat tawa lepasmu. Dan hal itu seperti candu buatku. Aku tidak bisa melepaskan satu haripun tanpa menunggumu disudut halte itu."

"Aku ? candu ? he..he...he. Arya, kamu tuch ya bikin aku salting aja dech!"
"Elo tahu ? tiga hari ketidak munculanku karena aku sedang mencoba mengobati candu itu. Aku ingin menegaskan pada diri aku sendiri, elo itu bukan apa - apa dan bukan siapa - siapa bagiku. Ternyata ?? aku tak bisa, memang aku tidak ada di halte itu menunggumu. Tapi aku mencari tahu siapa kamu ? gila kan?. Ingin mengobati luka, aku malah semakin masuk untuk merasakan tak hanya sekedar luka tapi hancur. Aku semakin kecanduan, tawamu, senyummu, kerlingan matamu. Achhh........ aku bisa gila karenamu." Arya mengacak - acak rambutnya, ada begitu banyak perasaaan yang bercampur aduk menjadi satu di hatiku. Sedih, senang, aku ingin menangis tapi aku juga ingin tertawa.
Begitu kah arti diriku baginya ...???

"Singkat kata, aku tak tahan menghilang dan tak melihatmu. Makanya sore itu, aku menunggumu disudut kampusmu. Aku tak tahan untuk menanyakan apakah kau kangen padaku ?" Aku tertawa lirih ... teringat sore itu di kedai coffe.

"Aku tahu Kei, lewat tatap matamu, cara mu tersipu, dan aku juga mendengar detak jantungmu. Kamu juga rindu padaku." Aku terdiam, kutundukan wajahku, saat itu andaikata ada cermin, aku akan melihat kepiting berwarna merah jambu disana. Gila pikirku.

"Stop ... stop ... stop, sejak kapan nich kamu mengintip isi hatiku ? jangan sok tahu ya..."
"Yach... Keisa, masih ngeles aja.... aku punya banyak pengalaman dech tentang cewek."
"So ... elo play boy kelas berat dongg ....!!!"
"Ha ... ha ... ha. Aku nggak bilang kalo aku nggak pernah pacaran lho ?? normal aja lagii cowok kenal cewek, jalan bareng, putus .... aku masih cowok normal koq.!"
"He ... he...he. Yups, Keisa ngerti. Cuman apa semudah itu ? bilang cinta, jalan, nggak cocok, putus .... se simple itukah suatu jalinan itu terbentuk dan putus. Apakah memang nggak ada hati disana yang ikut terlibat. Hanya sebatas suka - suka ??" Aku mendesah panjang, segurat kepedihan itu tanpa kutahu mulai nampak di hatiku. Guratan luka yang sangat ingin aku hapus dari memoriku. Membuatnya hanya menjadi sepenggal cerita yang tak berharga dihatiku.
"Itulah beda seorang Keisa dengan para gadis itu, .... kamu sangat berbeda. Aku pengen kamu tahu bahwa aku Arya sayang padamu, seorang gadis yang bernama Keisa."
"Aku pengen kamu tahu Kei, perasaan ini berbeda dengan perasaan - perasaan yang lalu, perasaan yang pernah kurasakan pada seorang cewek. Ini lebih dari semua itu. Andai, aku bisa mencari kata - kata yang bisa melukiskan perasaan ini." Aku menatapnya, ingin kucari sebentuk kejujuran disana. Adakah satu dusta disetiap kata - katanya. Namun tatap mata itu penuh kenyakinan, aku bisa merasakan ketulusan yang mengalir disana.

"Aku hanya ingin kamu mau menungguku, aku hanya butuh kenyakinanmu. Itu saja Kei !!!"
"Menunggu ?? kamu akan pergi ?"

"Yups, kamu nggak usah tahu kapan dan kemana. Cukup kamu nyakin padaku, suatu ketika aku akan kembali padamu, hanya untukmu. Janji Kei ...... please !!" Achh... aku tak tahu harus bagaimana. Di saat yang sama, aku menerima ungkapan perasaanya dan juga salam perpisahan darinya. Tidakkah dia tahu, bahwa kenyakinan itu tidak datang dalam waktu sekejap. Bagaimana aku bisa nyakin dengan hatinya, jika ..... ach.... aku tak tahu. Yang menjadi bayang bayang tiap malam hanyalah tatap mata penuh kenyakinan itu. Dan sudut hatiku yang paling dalam membisikan satu kata
"Aku akan menunggunya"
Aku tak tahu, sejak kapan kami berpisah. Dia pergi, hanya meninggalkan sepucuk surat untukku. Dia hanya berjanji akan menghubungiku. Apakah dia tidak tahu, kepergiannya membawa warna pelangi di hidupku. Kepergiannya membuat rinai hujan serasa membekukan hatiku. Tanpa pelangi .... dan kelabu. Tapi aku akan menunggunya kembali padaku, karena dia pelangiku.

Rabu, 28 Januari 2009

Liburan…OOOooiii..



Aaahh…….hari ini gue seneng banget,loh..!! Korea lagi liburan musim dingin..Libur telah tiba...!! Libur telah tiba..... Hore...hore.....hore....!!! Simpanlah tas dan bukumu......Hi..hi...hi.... jadi inget lagunya si centil Sherina.... yups..gue serasa nikmatin betul abis lama gak ngerasain hari libur..
Kalo inget kerjaan di pabrik...wah..ampuuun, dech. Sibuk banget.... apalagi lembur...makanya gue ama si Toni hari minggu langsung cabut.. ke YEOSU.... gue di perjalanan sempet bayangin gimana keadaan di sana.. Abis klo di Gwangju, nih....saljunya kenceng banget. Jalan-jalan bagaikan permata yng lembut akibat salju yang menyelimuti..... pohon-pohon gak punya daun... bak patung mati yang melambaikan tangan seraya berkata.... “ Heeii....liat aq....!!! Aq berselimut salju,nih...!!! Cantik,kan....? “ Gue jadi pengen bersyair......dengerin,ya....

Kala putih tiba...
Nampak bak sinar.. cerah..
Bagai malaikat bersayap
Datang melambai Seraya berucap mesra
“ Inilah kuasa yang datang..... sambut ceria
Sambut kehidupan alam
Sambut kedamaian...
maka Bersimpuhlah kau wahai jiwa...!!!
Ucap serta sembah Illahi..
Seraya bersyukurlah kau.... hai mahluk...!!!
Serap makna..... bak serapan kasih...
Niscaya kau pahami.... hakekat rasa... Cinta..”
Oh... alam yang indah berselimut putih
Seputih hati insan yang merindu
Semesra keagungan kasih....sesama.
Inilah alam yang berbicara

Hi...hi..hi.... kok kayanya gak nyambung yach...? Ah... yang penting happy.. ya, gak..he..he..he.. Jadi inget ama Indonesia,dech... inget keluarga, inget sahabat, inget temen... inget semua kenangan selama gue belum berangkat ke Hangguk.Aahh...kampung halaman..kaya apa ya nanti kalo gue dah pulang..? Perjalanan ke Yeosu bener-bener gue nikmatin,dech.. abis gue inget pesen dari sahabat tersayang.... “ Dexxto..elo liburan entar nikmatin aja, ya...!! Kan elo jarang mikirin diri elo,... sekali-kali elo nikmatin liburan elo, dech...!!” Hi..hi...hi... sahabat gue tersayang.. gue bener-bener sayang banget ama elo... he..he..he.. Gue gak bisa dech, kehilangan elo ..wahai sahabat... moga kita tetep abadi, yach...Seabadi persahabatan kita..

Dari Gwangju ke Yeosu memakan waktu sekitar 2 jam lebih naik bis expres. Di kanan kiri nampak pohon-pohon tersaput salju.... sesekali nampak keceriaan di wajah orang-orang yang lalu lalang...berjalan sambil tertawa riang... sambut datangnya tahun baru...sambut datangnya liburan musim dingin.. gue jadi terbawa ama suasana keceriaan.... jadi ikut seneng juga,dech.... hi...hi...hi... Gak terasa dah nyampe Yeosu,nih.... bukit-bukit menjulang mengelilingi. Tetumbuhan amat rindang banget..tapi ahh..pantai...? kok ada pantai,sih...? Ups... gue lupa kalo Yeosu tuh letaknya emang deket ama pantai..... bukan ding..teluk, dech.. kapal-kapal tangker banyak bener, tuh...tyus ada juga kapal pengangkut pasir di samping kapal nelayan yang berjajar rapi bak barisan upacara yang sambut inspeksi dari Komandan Upacara.... Loh....emang gue komandannya, ya...? hi...hi...hi.... Ingatan gue jadi inget ama Sang Kepiting,dech.... masih di laut gak ya...? Apa udah ketemu ya... ama si Ilalang...? he..he..he... umpama dah ketemu tyus ngapain....Si Ilalang dibawa ke laut gak....? Emang bisa berenang ya...? hi...hi...hi.... Sore hari...abis ngilangin penat, nih... iseng-iseng gue duduk-duduk di batu karang di deket laut. Biasa... nikmatin suasana sore hari yang indah, asri en damai... gue ambil cam gue, jepret sana jepret sini layaknya seorang fotografer.Pemandangan landscapenya emang bener-bener bagus.Sayang... di Yeosu gak ada salju... Yeosu kagak seramai Gwangju... Yups, Gwangju emang kota metropolitan... sementara Yeosu cuman sebuah kota kecil. Tapi tetep duiiingiiin...hi...hi...hi... Suasana teluk Yeosu amat indah,loh.. Nampak burung camar terbang berombongan mencari makan.. di kanan kiri pepohonannya juga rindang... Aah kalo inget keheningan gini.. gue jadi betah ngabisin waktu berlama-lama di sini. Gue jadi kerasan merenung.... Introspeksi diri. Betapa kecil diri ini.. betapa diri ini gak berarti dibandingin alam semesta. Bak sebuah noktah kecil di atas kertas.... kecil... hampa... dan tak berarti apapun.....

Duduk sendiri... di sini
kutatap langit
Kucari mimpi-mimpi...
kucumbui senja
Ombak lautan
seakan ikut bicara
Tentang sebuah mimpi....
Yang menyinari hati

Tiba-tiba nampak setitik cahaya di tengah teluk.... kecil...en lama-lama membesar...menuju ke arah gue.... Loh.....!!! Itu kan kapal selam.... kok lutuu banget ya bentuknya... kaya NAUTILUS,dech... kok ada di Korea,ya...? timbul pertanyaan di benak gue... sambil lirik ke kanan kiri gue... jangan-jangan gue ada di...????? Hhiiii.... ngeri dech.....
“ Hhhoooi.....Dhewa....!! Inghet gak ama aq...? “ sesosok mungil muncul dari galangan kapal selam... O..O... itu kan Sang kepiting.... yups.. sang kepiting dateng lagi, tapi hi..hi..hi... gue terkekeh,nich.. masa dia pake... ha..ha..ha... Pake seragam KAPTEN KAPAL SELAM... lengkap dengan tanda pangkat..atribut ama tanda bintang jasa.... Wwaah.. berwibawa banget,dech.... gagah..en bijaksana.. laksana jendral di medan laga.... laksana pahlawan yang baru turun perang... dan meraih kemenangan gilang gemilang... hi...hi...hi..
“ Sang Kepiting...!!! Assalamualaikum, Ndral... he..he..he... kok tau kalo gue di sini...? Sapa yang ngasih tau, Ndral....? “ Gue lagnsung nyerocos ampe gak ngasih kesempatan buat dia ngejawab salam gue... Abis seneng banget, dech...
“ Wa`alaikum salam...Dhewa.. Aq tau kalo kamu di sinhi dari sahabat aq...siapa lagi kalo bukanh Ilalangh tersayangh... dia bilangh kalo kamu lagi ngbisinh waktu di Busanh.. tapi kok nyasar ke Yeosu,sih...? He...he...he...tapi gak papa lagii.. yang penting elo ngabisin liburanh kanh...?”Tanya sangkepiting adem..
“ Iya,nih... elo lagi ngapain,kok pake bawa kapal selam segala,sih...? Mang mo ngajakin gue kemana...? Oowh..pasti abis ngedate ama Ilalang,yach...?” Tanya gue ama senyum...maniiiss banget he...he...he....
“ Gak... aq mo ngajakinh kamu ke dunhia impianh didasar laut... biar kamu tau kalo di dasar laut ada teritory juga... Ayuh..cepetanh.. nhaik kapal..!!!” Perintah sang kepiting mantap...
“ Otre,dech..!! Ayuh... sapa takut..!” Bales gue gak kalah wibawa..Bergegas gue bangkit dari batu karang en langsung lompat... Byuuuuurr..!!!
“ Adduuhh..!” Teriak gue nyaring... abis gue kesandung en jatuh di air laut... hi...hi...hi... ampe lupa kalo di depan gue teluk Yeosu...jadi gue njungkel di air laut..saking semangatnya pengen tau negeri dasar laut...hi...hi...hi... amppuuun,dech...!! Baju cuman atu...gak bawa ganti.... Eh sekarang malah basah kuyup... Gue bangkit sambil megangin badan gue yang sakit abis njungkel..langsung masuk ke badan kapal selam sang kepiting.
“ Ha...ha...ha... kamu tuh emangh gitu yah .. kalo udah senheng ampe lupa kalo di depanh kamu itu laut..” sang kepiting tergelak-gelak ama megangi perutnya. Kapal selam Nautiluspun segera meluncur ke laut lepas setelah sang kepiting masuk. Lambat laun kedalamanpun berubah.. pelan tapi pasti.. namun terlihat pemandangan dasar laut.. gelap.. sunyi..dan hening... Eh...nautilus tuh kapal selam bagus,loh.. di dalamnya nampak segala fasilitas perlengkapan navigasi ultra modern.. komputer, radar,sonar....en karaoke...? Loh... kok karaoke.... (Heeii Dexxto, elo tuh reseh ya...?) Gue denger suara sayup-sayup dari atas sana..protes. he..he..he... suka-suka gue lagii... kan terserah pengarang... hi...hi...hi....
“ The deepest is goods..... please open the window....!!” Suara dari anjungan kapal selam memberi perintah. Owh.. rupanya suara dari komputer pusat komando pengendali kapal. Jendela segera terbuka... otomatis.
“Waaaa..attt...ttaaaa.....” Gue teriak...takjub... Nampak oleh gue sebuah kubah raksasa bening banget...en di dalemnya nampak bangunan-bangunan megah yang kokoh berdiri. Yang bikin heran,nih.. bentuknya futuristik banget gtw. Di kanan kiri bangunan tadi terlihat lorong penghubung.. rupanya saluran udara sekaligus jalan akses antar bangunan,dech.. Tetumbuhan melambai-lambai terkena air laut. Kapal-kapal selam aneka ukuran berseliweran ke sana kemari...kendaraan lainpun terlihat lalu lalang di sepanjang jalan. Hewan-hewan laut asyik dengan aktivitasnya masing-masing. Bahkan terlihat beberapa hewan laut sedang asyik bercengkrama, beberapa nampak duduk-duduk nyante ama baca.... koran...? Hi....hi...hi... Koran apa ya...? Jawa Pos, Kompas, Surya ato Suara Merdeka,tuh...? hi...hi...hi.... pikiran gue ngaco lagi, dech.. Nautiluspun perlahan masuk kubah raksasa.. di sisi dalem kubah, nautilus brenti. Owh... rupanya tempat brenti alias Halte... kok ada halte juga,sih...? Jangan-jangan gue entar pingsan,dech...!! Abisnya kekaguman gue gak abis-abis ngeliat hal-hal yang gak pernah ada di benak gue..Biasa.. KATROK gtw he..he..he..
“ Dah nyhampek nhih Dhewa...ayuh turunh.....
“Hoooiii...!!” Gue kaget ama suara sang kepiting... ampe geragepan,loh.. Segera gue ngikutin langkah sang kepiting yang udah jalan di depan gue.Pintu kapal selampun segera terbuka otomatis. Tapi..... Kok ada udara,ya...? di dalam kubah raksasa ternyata bukan air laut....tapi udara segar.. sama kaya udara yang biasa kita hirup sehari-hari. Tapi kok seger banget ya....Ups gue lupa kalo di sini gak ada pabrik... di sini gak ada mobil,bus,angkot apalagi oplet. He...he...he... Jelas seger karena di laut gak ada pencemaran udara akibat asap kendaraan... gak ada pula efek rumah kaca.. so.. wajar deh, kalo gak ada hal-hal kaya gitu. Gue terus berjalan sambil nikmatin pemandangan. Batin gue jadi inget sahabat gue... tersayang.
(Ini Ra... gue ada di dunia impian,loh..!! He..he..he..) bisik batin gue.

Tiba-tiba sang kepiting berenti di depan sebuah gedung....megah banget. Guepun ikut brenti sambil ngeliatin itu gedung. Nampak tulisan gede banget terpampang di atas plang... WARNET BUAT YANG GAUL... hi...hi...hi... Warnet...? Gue ngelirik sang kepiting..... dia ngedipin mata.
“ Kamu percaya sekarangh...?” Tanya sang kepiting arif. Gue cuman anggukin kepala. Sang kepitingpun nglanjutin langkah...Guepun ngikutin dia...
Jedukk... Aaattooooww....!!. Ups...
“ Sory...sory.. gue gak sengaja...” Ternyata gue nabrak sesosok tubuh mungil... Owwh.. anak kecil yach...
“ Elo gak papa,dek...?” Tanya gue khawatir. Abis gara-gara gue nikmatin pemandangan.. gue nabrak anak kecil yang maen layangan.... he..he..he... Ternyata sosok anak kecil tampan... imuut banget. Pake celana monyet.. terjerembab di depan gue... Dia jatuh karena nabrakin gue. Biasa.. anak kecil saking keasyikan lari-lari maen layangan ampe gak liat kalo ada orang lewat.
“ Elo gak papa kan, dek...?” Tanya gue cemas..
“ Adduuuh... cakit cekali oom... tapi gak papa kok...”Dia ngejawab sambil meringis kesakitan... ama megangin lututnya. Sekejap dia langsung bangkit.. sambil ketawa lagi.
“ Dhewa... kamu tau dia itu sapa....? Dia keponakanh Zeus si Raja laut. Hari inhi Chiko lagi libur dari sekolahnyha. Eh kamu tau gak kalo Si Chiko inhi sekolah di sekolah sihir, loh... Ati-ati dech kamu kalo ama dia... Kalo Chiko sakit ati, bisa-bisa kamu disihir jadi....KUTIL, loh....!!! He...he...he.... “ Kata sang kepiting mantap. Gue gak ngejawab... cuman gue mandangin si anak kecil tadi... ama pikiran gue melayang... takjub. Masa anak sekecil ini pinter sihir,sih...? Jadi kaya Harry Kopter..... Eh.. salah ya... HARRY POTTER ding. Hiii....kalo dia sakit ati tyus dia marah ama gue....tyus gue disihir punya kutil di pipi gue..... waaah.... jadi apa entar...? hi...hi..hi....
“ Oom..lagi ngapain dicini...? kok tumben hali ini ada manucia di dacal laut,ya...? Hi..hi..hi... nyaliin apa oom...? pacal ya...? Namaku CHIKO,Oom.... kalo si oom namanya capa, cee..?”
Si kecil langsung ceplas-ceplos nanya...... he..he..he.. kalo ada yang ceplas-ceplos...gue jadi inget Rara, dech..... ceplas-ceplos...!! Sedang apa dia sekarang ya...? Masih sering bete gak ya...? hi...hi..hi...

“ Gue...? Oowwh gue Dany Dexx Dhewa gitu... elo boleh manggil Dany, Dexxto ato Dhewa gitu... Salam kenal ya Chiko....!!” Bales gue ramah.
“ Yupcy...calam kenal juga Oom Dany....mau jalan-jalan ama pak kepiting,ya.....? Chiko ikutan dunk..!! Boleh, ya..?”
“ Ayuk....tapi gak boleh minta gendong,ya...? Punggung oom masih sakit... abis gendongin kak Rara ke Malang... he..he..he.. tyus Chiko gak boleh minta mainan macem-macem,l oh...!! Tyus gak boleh minta es krim juga...!!” gue ngejawab.. ( Eh...elo tuh emang bener-bener reseh, dech....masak di laut ada mainan ama es krim, sih...?) Lagi-lagi terdengar suara protes dari atas sana....lirih... hi...hi...hi...( suka-suka lagiii..... ) gue jawab suara tadi gak kalah lirih... Akhirnya kita bertiga berangkat,dech..... Pak kepiting nunjukin macem-macem,loh... mulai dari gedung DPR, tyus gedung televisi, gedung universitas.....ampe gedung museum ama kios rokokpun ikutan ditunjukin,loh.... he..he..he.. Guepun nikmatin pemandangan yang sangat menakjubkan di sekitarnya. Gak henti-henti gue berseru kagum.....Ternyata.. keindahan dasar laut emang sangat indah dan menawan,loh....! Gue juga sempat ketemu ama prajurit kerajaan laut..... ama tukang parkir juga sempat kenalan,dech.... namanya kalo gak salah GIMIN,dech.. he...he... Nah pas kita lewat pasar,nih... sempat papasan ama orang yang gak asing lagi.. kalo gak salah namanya SURTI,dech.... disana dia jualan kaos kaki,loh.....( Ngaco,lu...!! ) Eh..pembaca.. elo-elo pada tau gak harga telor ama tomat di pasar sini....? Gak tau,kan....? SAMMAAAA,DONGGG....he..he..he...
Hingga suatu saat................
DUNG.....DUNG.....DUNG......!!!!!!
GERATAK....GERATAK..... ????????????????????????
“ Dhewa........Lariiiii.....!!!!!”
“ Cepat ke Nautilus.........!!! Lariii.....!!!” Sontak gue langsung ngikutin suara yang nyuruh gue lari...secepat kilat... tanpa toleh kiri kanan.. menuju ke kapal selam Nautilus... ampe gak meduliin Chiko, ama sang kepiting...bahkan gue gak nyadar kalo pas lari tadi gue ampe nabrak barang barang pedagang asongan... Pokoknya gue lari, bak maling dikejar hansip, polisi, ama tentara.. he...he...he...Begitu sampe di kapal.....Ternyata sang kepiting ama Chiko udah ada di sana... ngeliatin gue ama ketawa-ketawa.... Eits... kok bisa ya mereka ngeduluin gue...? Khan gue paling cepat tuh larinya.....
“ Cepetanh masuk, Dhewa....!! Kamu harus cepet kembali ke dunhia atas.. Karena di dasar laut lagi ada masalah genting.... Bawa serta Chiko bersama kamu.... kamu harus janjhi...jaga selalu dia....” sang kepiting bicara panjang lebar ke gue begitu gue masuk kapal en sesegera mungkin berangkat ke dunia gue...Dunia atas... dunia yang penuh polusi.. penuh nista.. penuh korupsi en penuh kejahatan. Tapi tetep dunia gue.. dunia yang penuh keceriaan, penuh harapan.. penuh masa depan....dan penuh cinta.. Kapal terasa berguncang-guncang akibat kecepatannya yang penuh... kadang terasa tumbukan antara kapal dengan gelombang air terasa begitu menyeramkan.... kadang pula terdengar suara desingan torpedo dari sisi kiri dan kanan kapal.... ternyata kapal nautilus sedang dikejar,loh.... Waaahh.... serem banget,dech pokoknya... mirip kaya di film-film bioskop,dech...!! Keadaan tetep bertahan seperti itu... Hingga akhirnya.....
“ Hhhhoooooii.......!!”
“ Ngapain ente tidur di batu karang...?”Sebentuk wajah segera terlihat begitu gue membuka mata... samar.. namun akhirnya keliatan jelas.... PEDRO... yah si Pedro dari Arab ngebangunin gue... Ups ternyata gue ketiduran di atas batu karang pinggir pantai.. saking asyiknya nikmatin pemandangan.
“ Ente... bagimana,sih..? Masa ane nyariin ente ampe mbulet dari tadi kagak nemu-nemu... ternyata ente tidur di sini... Tuh.. temen-temen pada nyariin ente... biasa, waktu makan malem,nih..” Gue gak ngejawab tapi langsung bangkit berdiri... en langsung lompat seperti biasa.... Tiba-tiba..... Byurrr........
“Adddduu..duuhh....!!!”
“ Ha...ha...ha....” Gue lupa lagi kalo di depan gue masih banyak batu karang licin... gue jatuh lagi kepeleset... en jatuh gedebukan ama nyebur di laut... Ammppuuuun,dech... kali ini baju gue basah beneran,nih..... Nasib....nasib..... apes mulu,dech... Hi....hi....hi....

Yeosu... 27 Januari 09

by : Dhany
Dexx Dhewa

Sahabat ?? Siapa sich elo ...





"Kalau jadi nonton, jemput gue, ya! Kalau bukan kamu yang jemput, mana boleh pergi ..." Duh, seringkali 'persekongkolan' model begini terjadi antara kamu dan sahabatmu. Ya, dengan siapa lagi kalau bukan dengan sohib yang paham betul bagaimana reseh nya ortu dirumah. Yang pastinya juga tahu pasti bagaimana asyiknya pergi bareng - bareng.
Sahabat. Dia seringkali disebut teman disegala cuaca. Saat senang memang enak dijalani bersama. Saat - saat susahpun enak juga berbagi cerita. Ulangan ceblok, ortu marah, pacar kabur ... semua terasa lebih ringan kalau cerita duka dibagi bersama.

Tapi, betulkah hanya sebatas itu arti persahabatan bagimu ?
Tentu tidak. Dari sebuah persahabatan kita bisa belajar lebih banyak lagi. Lewat diri sang sahabat kita bisa bercermin. Di dalam cermin persahabatan kita bisa melihat perbedaan - perbedaan. Ternyata sahabatmu lebih cantik. Atau ia lebih pintar. Mungkin ia memiliki bakat yang mengagumkan. Ia lebih beruntung hidupnya, ia lebih percaya diri. Ia lebih darimu.

Apakah semua ini berarti gambaran yang serba buruk ? lalu apa arti persahabatan dengannya ?
Think positive. Mampu mengakui kelebihan orang lain dengan sikap positif adalah pertanda hadirnya kedewasaan pada dirimu. Jadi kelebihan yang dimiliki sahabatmu jangan dijadikan alasan untuk merasa iri atau dengki. Pelajari kelebihan - kelebihannya untuk dirimu. Dan sadarilah .... dia telah memilihmu menjadi sahabatnya. Memilihmu untuk teman berbagi cerita suka ataupun duka. Baginya kau adalah teman yang istimewa, yang juga punya kelebihan tersendiri.

Persahabatan adalah juga adalah sebuah pengalaman. Pengalaman tentang kebersamaan, yang mengandung pelajaran saling berbagi dan memberi. Ada hari - hari indah, ada juga hari - hari pertengkaran. Masing - masing saling kukuh mempertahankan pendapat yang berbeda. Dalam perbedaan pendapat, apa artinya sebuah persahabatan ?
Pada teman biasa yang tidak kau anggap sahabat, mungkin kau akan keras kepala. Tapi sayangmu pada sang sahabat membuatmu mau berkompromi. Mencari jalan tengah yang asyik buat berdua. Mengalah bukan berarti kalah. Mengalah pada sahabat berarti kau belajar menghargai pendapat yang berbeda. Juga belajar berbagi.

Sahabat, ternyata bukan sekedar teman berbagi cerita. Sahabat dan persahabatan bisa menjadi cermin yang mengajarkan hal - hal baru. Kebersamaan dan kedewasaan.

Minggu, 25 Januari 2009

Surat Cinta ...



Asslamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Ba'da tahmid dan shalawat ...

Syukur pada Allah yang masih mengaruniakan nafs padaku dan padamu untuk segera memperbarui taubat. Akhi, rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang tak pernah Mengantuk dan tak pernah Tidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan disepertiga terakhir malam. Yang siap Memberi apapun yang kupinta. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Memiliki Segalanya. Maaf Akhi, tapi menurutku kau bukan apa - apa dibanding dia. Kau sangat lemah, kecil dan kerdil dihadapanNya. Ia berbuat apa saja sekehendakNya kepadamu. Dan, akhi aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut, hubungan kita selama ini membuatNya murka. Padahal Ia, Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya. Akhi, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan ditanyakan OlehNya. Ia bisa marah, akhi. Marah tentang saling pandang yang pernah kita lakukan, marah karena setitik sentuhan kulit yang belum halal itu, marah karena suatu ketika dengan terpaksa aku harus membonceng motormu, marah karena pernah ketetapNya kuadukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayangkan wajahmu. Ia bisa marah. Tapi sekali lagi semua belum terlambat. kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga ia mau Memaafkan dan Mengampuni. Akhi, Ia Maha Pengampun, Maha pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha bijaksana. Akhi jangan marah ya, Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku pada Nya, tidak pada SelainNya. Tapi tak cuma aku, Akhi. Kaupun bisa menjadi kekasihNya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan. Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan - laranganNya termasuk dalam soal hubungan kita ini. Insyaalah, Dia punya rencana yang indah untuk masa depan kta masing - masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal - hal yang di benciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan seorang wanita shalihah. Ya, wanita shalihah yang pasti pasti jauh lebih baik dari diriku saat ini. Ia yang akan membantu mu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridha Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. Inilah do'aku untukmu, semoga kaupun mendo'akanku, akhi. Akhi, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi, aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara di jalan Allah. Ya, saudra dijalan Allah, akhi. Itulah ikatan terbaik. tak hanya antara kta berdua, tapi seluruh orang mukmin di dunia. Tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah di telaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku. Maaf akhi, tak baik rasanya aku berlama - lama menulis surat ini. Aku takut ini merusak hati. Goresan pena terakhirku disurat ini adalah do'a keselamatan dunia akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan kita. Insyaalah... Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.

Jujurlah Padaku, Ini Cinta atau Nafsu ..?



Jujurlah Padaku, Ini Cinta atau Nafsu ...?

Semoga kalian tidak akan menganggap aku sok tahu. Bahwa cinta antara dua insan di masa remaja yang lembab adalah cinta yang masih terikat dengan dualisme karakter : kekanakan yang menajam dan kedewasaan yang menjanin. Begitulah ... meski kekanakan dan kedewasaan akan tetap menjadi warna bagi seorang manusia selama hidupnya. Warna yang bila dibingkai dalam keridhaan Allah, akan menjadi warna - warni surgawi.

'Celupan warna Allah, dan siapakah yang lebih baik celupan warnanya daripada Allah ? Dan hanya kepadaNyalah kami menyembah." (Al Baqarah 138)


Kalau cinta memerlukan definisi, biarlah Al Imam Ibnu Dawud Azh Zhahiri memberikannya untuk kita. "Cinta....", Kata beliau,
"Adalah cermin bagi orang yang sedang jatuh cinta untuk mengetahui watak dan kelemahlembutan dirinya dalam citra kekasihnya. Karena sebenarnya ia tidak jatuh cinta kecuali kepada dirinya sendiri"
sayang ... ada begitu banyak bisikan syaithan yang mencemarkan nama baik cinta para remaja. seperti yang diungkapkan oleh Gus Lip Wijayanto sebagai "Pemerkosaan atas nama cinta". Atau seperti yang digambarkan oleh dr. Ali Akbar yang menggambarkan ucapan seorang pemuda "Aku mencintaimu" tapi sebenarnya berbunyi, "Aku ingin berzina denganmu."
Maka jujurlah padaku ...., ini cinta atau nafsu ?

Nafsu itu, ... Ah Kasihan si Cinta

Al - Qur'an mengajarkan kepada sebuah pengakuan tulus bahwa nafsu yang diperturutkan dan tertipu syaithan selalu menarik kita ke alam hewani yang rendah. "Dan aku tidak berlepas diri dari (kesalahan) nafsulu. Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada keburukan, kecuali yang diberi rahmat oleh rabbku. Sesungguhnya Rabbku, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Yusuf 53)
kita memang bukan Malaikat. jangan pernah menyesali keberadaan nafsu dalam diri kita, dan pasti jangan pula membunuhnya. Allah menjadikannya sebagai amanah yang dipercayakan agar kita meletakannya dalam ketaatan sebagaimana Ia digariskan.
"Dan janganlah kalian mendekati zina. sesungguhnya zina adalah perbuatan keji. Dan jalan yang buruk". (Al Isra' 32)
'Dan nikahkanlah orang - orang yang sendirian di antara kalian, dan orang - orang yang layak menikah dari sahaya kalian yang laki - laki dan perempuan. Jika keadaan mreka faqir, Allah akan membuat mereka kaya dengan karuniaNya Dan Allah Maha Luas karunia Nya lagi /maha Mengetahui'. (An Nur 32)
"sebagian di antara tanda tanda kemahabesaran Allah adalah, Dia ciptakan untuk kalian istri - istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya. Dan Ia Jadikan diantara kalian Mawadah dan rahmah ...". (Ar Ruum 21)

Kutipan dari Nikmatnya Pacaran setelah pernikahan

Cerpen Cinta



Ardian…
Dia datang pada saat dimana aku sedang merasa sangat kehilangan, hari-hariku sedang membosankan dan menyedihkan. Aku baru saja putus cinta. Awal aku mengenalnya karena tidak sengaja mengirim sms. Setelah itu kami sering bertukar cerita, bertelpon ria.
Entahlah, aku tidak tahu kapan cinta itu hadir dalam hatiku dan aku juga tak mengerti mengapa cinta itu datang begitu cepat. Dan yang lebih aku tak mengerti mengapa aku harus mencintainya, padahal kita tak pernah bertemu.

Aneh bukan? Tapi itulah cinta, bila cinta tidak gila itu tidak dikatakan cinta…
Cinta itu harus gila.

Entahlah, apakah dia merasa hal yang sama dengan apa yang kurasa? Aku tak tahu. Hubunganku dengan ardian tak pasti, bertemankah atau berpacarankah…
Berteman…mungkin dia akan jadi seorang teman yang baik, yang selalu mau mendengar keluh kesahku setiap hari
Berpacaran…mungkin dia akan jadi seorang pacar yang setia,
Berteman atau berpacaran aku tak peduli. Aku merasa nyaman… mendengar suaranya dan mendengar tawanya, dia selalu menjalani kehidupannya dengan santai, seolah dia tidak pernah merencanakan hidupnya esok akan bagaimana, dia biarkan hidupnya mengalir. Tapi itulah yang ku suka, tapi hal itu pula yang pada akhirnya membuat aku benci.

Ardian datang lebih awal daripada adit, mungkin jika adit datang lebih awal, aku akan jatuh cinta padanya.

Aditya…
Aku mengenalnya karena perjodohan orang tua. Saat itu aku sedang menikmati kedekatanku dengan ardian.
Entahlah, aku tidak tahu kapan cinta itu datang di hati adit, aku tak mengerti mengapa adit sangat ingin menikah denganku, padahal perkenalan ini amat singkat. Entahlah, apakah aku merasa hal yang sama dengan adit? Aku tak tahu. Tapi yang pasti aku kagum akan kegigihan dan perhatian dia.

Hubunganku dengan adit juga tak pasti, yang pasti aku pernah menyakitinya karena aku menolaknya

Tapi hingga saat ini seolah dia tak menyerah untuk mengejarku..
Atau mungkin karena target hidup dia yang sudah tersusun rapi dari tahun ketahun. Dia manargetkan menikah pada tahun ini, pada usia dia yang ke 27. itulah adit, dia selalu menyusun rencana hidupnya jauh kedepan. Bahkan 10 tahun, 20 tahun kedepan sudah disusunnya secara terperinci. Tapi itulah yang membuat aku menolaknya, aku belum lama mengenalnya, aku pernah bertanya padanya, apakah saat dia menulis target hidupnya untuk menikah tahun ini, dia membayangkan wanita yang akan di nikahi itu siapa? Aku yakin, wanita yang dia bayangkan bukan aku, tapi orang lain, entah aku tak pernah mau tahu siapa wanita itu. Aku tak pernah ada dalam rencana hidup dia, karena perkenalan kita masih sangat singkat, tapi mengapa harus aku yang harus terjebak dalam target hidupnya?

Sungguh adit dan ardian adalah dua pribadi yang bertolak belakang, walaupun inisial nama mereka sama

Aku adalah seorang wanita, yang selama 3 bulan ini dilema dengan perasaanku sendiri. Secara jelas aku menjelaskan perasaanku terhadap 2 laki-laki itu pada perkenalan mereka. Aku seorang yang sangat simple dalam hal mencintai seseorang, aku selalu jatuh cinta karena hal-hal yang sederhana, tapi seringkali jatuh cinta tanpa sebuah alasan. Kadang perasaan itu datang tanpa aku tahu dan mengapa harus pada orang tersebut.

Aku sudah bosan menjalani kegagalan perjalanan cintaku, beberapa bulan sebelum aku mengenal ardian dan adit, aku memutuskan untuk menyerahkan kepada orangtuaku utuk memilih seseorang untukku, oleh karena itu mereka mengenalkanku pada adit, anak seorang teman bapak. Karena sudah terlanjur berjanji akan mencoba untuk menerima siapapun yang mereka pilih aku menyetujui untuk bertemu dan mencoba untuk mengenalnya.

Selama beberapa bulan aku mengenal mereka, aku semakin yakin akan perasaanku. Tapi saat aku menolak lamaran adit, keadaan sudah terbalik, ardian tidak lagi menginginkan aku menjadi bagian hidupnya. Aku tak tahu apakah alasan yang dia berikan adalah benar atau tidak, aku tak tahu. Saat aku menolak adit, banyak yang terluka, mama, bapak, adit, mbak tanti bahkan mungkin yang paling terluka adalah aku. Aku hanya memikirkan dan mengikuti perasaanku tanpa mau peduli perasaan orang lain, tapi apa yang aku dapat??? sekuat apapun aku meyakini perasaanku terhadapnya, toh sekarang dia mengabaikannya. Mungkin ini karma untukku…

Aku ingin sekali melupakan 2 nama itu dalam hidupku. Karena mereka membuat aku pusing. Aku merasakan apa yang adit rasa, aku merasakan bagaimana rasanya diabaikan, mengharapkan sesuatu yang tak pasti, tapi aku juga tak ingin mengabaikan perasaanku, karena hubunganku dengan ardian tak seperti yang aku harapkan. Dengan jelas dia mengatakan tidak mencintaiku, dia mungkin hanya mengganggap aku sekedar teman, seorang teman yang kesepian. Kisah ini bagaikan kisah cinta segitiga yang tak berujung. Jika aku tetap mementingkan perasaanku, ada seseorang yang terluka. Dan jika aku menerima cinta adit, aku sendiri yang akan terluka. Sampai akhirnya aku harus memutus untuk melupakan keduanya, agar tak ada yang merasa menang, agar semua merasakan perih yang sama. Tapi mungkin perih itu hanya untukku dan adit, karena kami sama-sama melibatkan perasaan yang dalam…

Entah apa yang aku harus ku ucapkan dipenghujung kisah ini, maaf atau terimakasih, yang pasti aku mendapatkan satu pelajaran yang sangat berharga dari kisah ini, aku akan mengucapakan 2 kata itu sebagai kata terakhirku. Maaf untuk semua yang secara sengaja atau tidak sengaja terluka karena masalah ini, untuk mama n bapak, maaf jika masalah ini membuat suasana kita sedikit berkurang keharmonisannya, maaf untuk adit yang sangat jelas terluka, maaf untuk ardian karena aku memaksakan sesuatu yang sudah pasti ku tahu itu tak mungkin.

Terimakasih untuk semua yang telah ikut mengukir sebuah kisah ini untukku.

Saat ini aku sedang mencoba untuk mengistirahatkan hati dan pikiranku, aku harus berusaha agar aku tak berkubang lagi pada kisah yang sama dan orang yang sama… walau sulit, aku harus bisa merelakan dan melupakan semua…
Aku ingin menuliskan sebuah puisi sebagai akhir dari kisah ini…

Mencinta…(ku menunggu)

Kadang, Tuhan yang mengetahui yang terbaik
Akan memberi kesusahan untuk menguji kita
Kadang, Ia pun melukai hati kita
Supaya hikmahnya bisa tertanam amat dalam
Jika kita kehilangan cinta..
Maka ada alasan dibaliknya
Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti
Namum kita tetap harus percaya
Bahwa ketika ia akan mengambil sesuatu
Ia telah siap memberi yang lebih baik…
MENGAPA MENUNGGU????
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan
Kita tak ingin tergesa-gesa…
KARENA…..
Walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tak ingin sembrono…
KARENA…..
Walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai…
Kita tak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian cinta
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu…
BAGIKU….
Lebih baik menunggu orang yang kita inginkan…
Ketimbang memilih apa yang ada
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai
Ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat
Karena hidupku terlampau singkat untuk dilewatkan bersama
PILIHAN YANG SALAH
Karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius
PERLU KAU KETAHUI
Bahwa bunga tidak mekar dalam semalam
Kehidupan dirajut dalam rahim selama 9 bulan
Cinta yang agung terus tumbuh selama kehidupan ini
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal iman, keberanian dan pengharapan….
Penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan
PADA AKHIRNYA TUHAN…
Dalam segala hikmah dan kasihnya….
Meminta kita menunggu….
KARENA…
Alasan yang penting!!!!!!

Cinta...




Cinta…

Jadikan engkau bak mutiara dihatiku
yang selalu murni, putih, tulus, dan suci
yang memancarkan cahaya yang berkilauan.

Cinta…
hatiku terketuk olehmu
aku tak berkutik oleh deraian kasihmu
ku ingin selalu memanggil namamu, merayumu,
dan membuaimu…

cinta itu buta..
namun kau telah membukakan mata hatiku
akan kehadiran cinta sejati…

Aku bukanlah bidadari yang sempurna

Dan dicintai banyak kaum Adam

Juga tak dapat membalas cinta mereka

Tapi aku hanyalah manusia biasa yang mempunyai kesalahan

Dan hanya mencintai satu orang saja dari kaum Adam dan Hawa

yaitu KAU…

Sabtu, 24 Januari 2009

DILEMA HATI ....




Mengapa harus seperti ini … aku tak pernah ingin hal ini terjadi. Aku pun tak mau selalu memikirkanmu. Hari – hari ku serasa tak lagi milikku, seluruh waktuku yang kutahu hanya mikirin kamu. Bagaimana dengan sekolah ku ? tugas – tugas harian dari para guru ? aku harus bisa membagi waktu dan pikiranku. Tapi mengapa aku tak bisa mengeluarkanmu dari otakku …… Shiffa melempar jilbab nya ke atas kasur, siang itu dia begitu resah, kuyu dan gelisah …. Dengan lesu dia duduk dipinggir ranjangnya. Seragam sekolahnya terlihat begitu menyedihkan. Baju putih itu penuh dengan peluh, rok panjangnya serasa membelitnya,membuat dia tidak bebas bergerak. Tatapan matanya nanar menatap cermin di depannya. Seulas senyum dia coba hadirkan, namun yang terlihat terasa begitu hambar…. Ach…. Hatinya dipenuhi kebimbangan. Selayaknya gadis yang sedang jatuh cinta, hatinya dipenuhi bunga, senyum mengembang di setiap langkahnya, namun Shiffa dia adalah gadis bisaa, sederhana dan istimewa. Hari – hari terakhir ini, dia merasakan hatinya dipenuhi getaran yang tidak bisaanya. Ada rasa yang mengelitik, mengusik, menganggu dan membelit hatinya, membuat gadis manis itu terlihat begitu kuyu. Senyum yang setiap hari dia sunggingkan disudut bibirnya, kini tiada lagi. Tawa dan candanya setiap pagi,dia hadirkan kini tiada lagi terdengar. Yang terlihat hanyalah senyum yang giris, tatap mata yang sayu. Bunda tertegun menatap putrid bungsunya, ada rasa khawatir yang menganggunya.
‘Shiffa, boleh bunda nanya ?’Shiffa tersenyum, menatap bunda, tersenyum dan mengangguk.
’Ada apa bund, bunda boleh nanya dech ?’
‘Akhir – akhir ini bunda lihat, kamu agak sedikit resah, bigung dan gelisah. Bunda heran seperti nggak bisaanya dech kamu itu. Ehmm, mau curhat ?’ Bunda mendekati Shiffa, duduk disamping putrinya, memeluk gadis itu dengan sayang.
‘Bunda tahu pasti ada sesuatu yang menganggu hatimu. Masalah cowok ? atau saat ini kamu masih belum mau curhat sama bunda ?’ Shiffa terdiam, selama ini dia paling tidak bisa berbohong. Apalagi dengan Bunda, Shiffa tersenyum, diciumnya pipi Bunda dengan sayang.
‘Bunda, maafin Shiffa ya ? untuk sekarang Shiffa belum bisa curhat. Biar Shiffa cari tahu dulu penyebabnya. Jujur dech Bund, Shiffa juga nggak tahu…. Bener dech. Tapi Bunda jangan khawatir kalau Shiffa mau curhat, Bunda orang pertama yang akan Shiffa cari.’ Shiffa tersenyum, dipeluknya Bunda sekali lagi sebelum dia berlalu pergi ke kamarnya.
Dilemma, Shiffa tahu ……….namun dia nggak mau tahu. Perasaan itu semakin kuat mencengkeram hatinya. Membuat hatinya berdebar debar setiap saat. Namun … dia tetap Shiffa yang tak pernah ingin mengenal cinta. Cinta yang dia rasa hanya untuk mereka sanak saudaranya. Dia tidak pernah mau mengenal cinta lawan jenis. Selama ini, dia ajarkan hanya memiliki cinta untuk Allah, setiap geratan di hatinya hanya saat menyebut nama Allah. Debar kerinduan di relung sanubarinya hanya untuk Allah. Dan tangisannya hanya untuk Allah, ketika dia bersujud, ketika dia merasa tak memiliki satupun daya dan kekuatan selain daya dan kekuatan dari Nya sang Pencipta Alam Semesta. Yang ada hanya Cinta Allah…..
Duch …. Ya rabb ku ….
Jauhkan aku dari segala impian semu
Tuntun aku dalam jalan Mu
Bawa aku hanya dalam dekap hangat Mu
Kasih Mu…
Cinta Mu…
Karena, hati dan jiwa ku hanya bergetar kala menyebut nama MU
Tangis ku pecah dan berderai membasahi sajaddah ku
Kala ku ingat, aku hanyalah secuil dari keagunganmu.
Kini …
Jangan biarkan aku lalai dalam melangkah
Jangan biarkan aku tergoda,getaran setan yang menggoda
Jangan lepaskan aku dari jerat cinta MU
Jangan Tinggalkan aku dalam kehampaan yang maha sempurna
Aku … Shiffa ....mengharap uluran tanganmu.

‘Iva, kamu nggak ikut datang ke acaranya Faza. Kamu dapat undangan lhoo. Sekali – kali keluar dong, masa’ ngumpet aja sich dirumah ?’
‘Maaf La, aku agak nggak enak badan nich…lain kali aja dech’ Shiffa melangkah, siang itu saat bubaran sekolah. Panas terasa semakin terik, peluh terasa tiada habisnya menetes membasahi pipi.Shiffa mengambil tissue, diusapnya peluh yang membasahi kening dan tenguknya.
Faza ….. Shiffa terdiam, dia seperti menahan beban berat dihatinya. Cowok yang menarik, penuh simpati dan Shiffa sadar,dia lain dari pada yang lain. Ada getaran aneh yang hinggap di hatinya. Tanpa sadar dia tersenyum, matanya menerawang menatap angkasa. Shiffa jatuh cinta.
Jatuh cinta ??? aneh …. Kata itu begitu saja meluncur dibibir Shiffa. Aku mungkin akan ditakdirkan mencintai satu orang saja diantara kaum adam. Yang akan membawaku ke dalam cinta Nya. Dan aku hanya ingin semua itu tidak jauh dari ajaranNya. Aku ingin mencintainya dalam Cinta Nya, aku ingin mengasihinya dalam kasih Nya. Apakah ini hanya akan menjadi impian ?? ataukah aku memang hanya seorang gadis pemimpi ? Taaruf …??? Ehmm…hanya bunda yang bisa menjawabnya.
‘Shalihah ….
Mungkin memang getar yang hadir dalam hatiku untuk dia adalah cinta
Mungkin rasa perih yang mengiris nuraniku karena dia adalah kasih
Mungkin rasa pilu yang menderu karena dia adalah sayang
Mungkin rasa yang menggadu di jantungku ini adalah kerinduanku
Untuknya…
Shalihah….
Tak mungkin kuteruskan langkah…
Untuk menggapainya…
Merangkai mimpi dengannya
Merenda asa bersamanya
Esok …
Kuharap memang takdirku bersamanya
Celah jemariku dalam gengamannya
Langkahku disampingnya…
Kini …
Kan kubiarkan dia lepas… bebas di dunianya
Aku ….
Kan simpan rajutan impian ini dalam duniaku
Jika langkah kami bertemu…
Harapku…
Itu karena cinta Nya kepadaku.

‘Shiffa…. Ada teman mu tuh. Ayo sayang temuin dulu sana gih!’ Ku tutup diaryku. ‘Bund, kasih tahu Iffa, dalam islam pacaran itu tidak ada. Namun ta’aruf …’
‘’Ta’aruf Bund ?’ Bunda hanya tersenyum, di belainya rambut Shiffa.
‘‘Nanti bunda kasih tahu Shiffa. Sekarang kamu temui teman kamu’ Shiffa tersenyum lega…. Ada rasa ringan dihatinya, entahlah …. Dia seperti gadis kecil yang akan mendapatkan sesuatu yang sangat dia inginkan.
‘Assalamu’allikum ….’
‘Waallaikum salamm…’ sahut Shiffa pelan. Sore itu dia agak terkejut ketika melihat Faza datang kerumah. Tidak seperti biasanya …
‘Duduk Faz, ehmm tumben nich ! ada apa ?’ Faza, ha…ha..ha, Shiffa … Shiffa wajahmu merah tersipu malu. Simpul senyummu merona ayu …. Tak adakah yang bisa melihat ? gadis kecil itu mulai merekah layaknya bunga mawar. Warna merahnya ranum mengoda jiwa. Jatuh cinta memang indah….. namun gadis kecil itu … dalam dilemma antara 2 cinta yang berbeda.
‘Shiffa … aku, hemm ….. ‘ diam, kedua hati itu terdiam. Saling berkata hanya lewat mata. Saling tertunduk kala menyadari ada sesuatu diantara mereka. Langit senja semakin memudar, warna berganti awanpun berarak pergi. Ada jeda yang terasa begitu panjang, ada rasa yang mengantung diatas mereka, menari – nari seakan berakata ‘Hai anak manusia, saling cintalah diantara kamu, hidup hanya singkat didunia. Maka bersenang – senanglah… nikmati hidupmu !’
‘Shiffa, aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa selama ini aku sayang kamu’ Shiffa tertunduk, tak ada senyum,tak ada jerit bahagia. Yang hadir dihatinya adalah rasa perih. Cinta ada disana,menyatukan dua hati, namun cinta juga yang memisahkan dua jiwa. Harusnya, ada bahagia di binar matamu kala cintamu tidak bertepuk sebelah tangan, namun mengapa hatimu bagai terlukai ?
‘Faza, maafkan aku… saat ini Shiffa belum bisa menjawab. Beri aku waktu untuk berfikir.’ Shiffa terdiam, dia hanya berharap esok dia bisa menemukan jawaban itu. Tidak hanya untuk Faza tapi juga untuk hatinya. Untuk perjalanan cintanya dan untuk ketenangan hatinya.
‘Sayang, istilah pacaran dalam Islam memang tidak ada. Kamu lupa dengan buku yang bunda belikan untukmu ‘pacaran setelah pernikahan’.coba kamu baca lagi, disitu dibahas semua mengenai ta’aruf dan pernikahan. Bukankah memang lebih indah jika kita pacaran dengan seseorang yang sudah halal bagimu untuknya. Saat ini anak – anak muda sekarang cenderung suka hura-hura. Mengatakan cinta tanpa tahu makna dan artinya. Beda antara cinta dan nafsu itu sangat tipis, kadang kita merasakan itu cinta, namun yang sebenarnya hanyalah luapan kekaguman semata.’
‘Ta’aruf itu apa bund ?’ bunda tersenyum, lembut dan menentramkan hati.
‘Putri tercinta bunda ini memang malas ya kalau diminta baca dan cari sendiri.’ Shiffa tertawa, begitu lepas seakan beban yang mengayuti hatinya sirna dan menghilang.
‘Ta’aruf itu adalah bertemunya seorang laki – laki dan wanita dengan di dampingi sanak saudara dengan tujuan si laki – laki ingin melihat calon pendamping hidupnya. Bukankah seorang laki – laki berhak melihat calon pengantinnya ? bagaimana wajah dan kesempurnaan tubuh si wanita. Apakah dia memiliki cacat ? ataukah dia memiliki kekurangan lain. Jika si laki – laki cocok dengan wanita itu, maka setelah ta’aruf akan berlanjut acara pinangan. Dan jika tidak … maka bisa dibatalkan. Sekarang Shiffa sudah paham ?’
‘Ada apa nich ??? bunda jadi curiga lhoo…’
‘Akhir – akhir ini, Shiffa bingung Bund, dengan perasaan Shiffa sendiri. Tapi sekarang Shiffa sudah paham dan mengerti. Makasih ya Bund, engkau memang Bunda yang terbaik dan tercantik yang Shiffa miliki. Shiffa saying banget ama Bunda’ Mereka berpelukan, dan esok Shiffa tahu apa yang harus dikatakan pada Faza. Ehmm indahnya cinta ……………

Jumat, 23 Januari 2009

Sweet Dreams


Wanita ibarat bunga, keindahan kuntumnya terkadang menebar pesona. Mawar, Anggrek, Melati ataupun Edelweiss si bunga abadi.
Mawar ... merekah mengudang hasrat, hasrat untuk memiliki walaupun dengan memetiknya kita akan terluka. karena tertusuk duri namun hal itu sepadan dengan apa yang dapat kita raih. Dan wanita seharusnya memiliki hal itu, filter atau tameng untuk menghadang tangan - tangan jahil yang ingin menjahili, merusak keindahan wanita itu sendiri. Dan mungkin filter itu adalah iman dan kenyakinan yang mereka miliki.
Anggrek .... berayun menebar rasa, keindahan itu akan mengundang decak kagum dan keinginan dari mereka. Dia menggoda, untuk dapat diraih dan dimiliki. Dan Wanita .... seharusnya memiliki keindahan itu. keindahan budi pekerti dan halusnya tutur kata. Agar kita tak hanya akan mendapatkan pujian namun kita juga akan memperoleh penghargaan dan penghormatan akan harkat dan martabat kita sebagai wanita dan manusia ciptaan Nya.
Melati .... putih dan berseri, sekuntum melati tidak hanya menebar wangi... namun putih dan bersihnya hati seharusnyapun kita miliki. Seperti keindahan melati, selalu menebar keharuman.
Wanita.... kitapun harus seperti melati, memberi keharuman dan keindahan. Sesuci melati yang putih dan bersih.
Edelweiss .... bunga abadi. Tidak pernah layu ataupun mati. Dia penuh dengan keabadian, tapi kita wanita adalah manusia ciptaan Nya yang tidaklah abadi. Semua yang didunia ini hanyalah bersifat sementara. Kecantikan lahiriyah bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan, namun kecantikan batin, itulah yang abadi. Suatu waktu, kita akan sampai pada masa itu, setiap orang akan mencapai titik itu. Tidak ada yang mampu menolak dan mengelak. Seharusnya wanita yang cantik dan mulia adalah wanita yang cantik budi pekertinya, cantik hatinya, cantik akhlaqnya. Dan saat ini ......??? siapa kita ??? sudahkah kita berkaca ... melihat setiap kekuarangan yang ada di dalam diri kita.
Cermin .....
Tempat berkaca .....
Di sana terpantul segalanya...
Kelebihan dan kekurangan
kebahagiaan dan kegetiran
Namun terkadang kita tidak menyadarinya
Yang terlihat hanya kesemuan belaka
Tidakkah diri ini merasa
Bahwa cantik, tampan, kaya dan miskin
Hanyalah sementara
Titipan yang suatu waktu dapat di ambil Nya
Tanpa kita sadari
Tanpa kita ketahui
Tiba - tiba datang
Dan diri tak lagi mampu menghindari
Meski ...
Segala tangisan dan ratapan engkau limpahi
Segala upaya engkau upayakan
Dia datang tak mau kembali
Dengan tangan hampa...
Dan kita mesti beriring dengannya
Tuk menghadap pada Nya.