Sabtu, 05 Februari 2011

Terkadang ...

Terkadang ... aku merindukanmu, menapak tilas tiap tapakan dan jejakan yang pernah kita lalui bersama. Entah itu tawa, canda atau bahkan sepenggal rayuan yang membuahkan tawa ... membawa pergi dan menghanyutkan sebagian duka ku. Terkadang ... ku tinggalkan semua kegalauan yang melanda hati, menyepi disudut tak bernama, lembab penuh air mata. Dan duka pun seakan menempel erat dan menjeratku tanpa daya.

Terkadang ... aku pergi membawa sebagian mimpi, berlari berusaha menyelamatkan setitik asa yang masih hidup disudut jiwaku demi sebuah kehidupan yang masih ingin ku jalani. Aku ingin menghentikan waktu, agar tetap selalu bersamaku disaat ku bisa tertawa tanpa beban dan lara. Terkadang ... aku berdiri tegak tak tergoyahkan apapun, walau itu badai dan gelombang. Aku kuat ... tegar dan sekokoh batu karang, namun laraku tak jua pergi dariku menampar dinding2 pertahanan itu dan meluruhkan ku dalam dilema. Kembali ... aku menjadi riak air yang dilempar gelombang dan kembali ke pantai. Dimana realita itu ada dan masih menungguku disana.

Terkadang ... aku masih menyebut namamu, diantara dera gelombang kebencian yang mematahkan rasaku ... padamu. Dan aku kembali bangkit ... penuh semangat melukis hidup yang ku inginkan dengan warnaku. Pelangi - pelangi itu masih menyambangiku, entah sebentuk kasih atau cinta mati yang tersodorkan untukku. Entah mengapa ... aku tetap saja membisu, tetap saja tak bergeming dari setiap pahatan masa ... ketika engkau ada.

Terkadang ... aku melupakanmu, merasa yakin ... bahwa ditiap dya - dya ku tak pernah ada sosokmu. Tak pernah ada namamu, tak pernah ada kisahmu. Yach ... beri aku satu keyakinan, bahwa aku mampu merajut hidup diantara benang kusut yang masih tergengam dijemariku. Beri aku satu senyuman untuk menutup diaryku tentang kamu ...

I miss You ...