Selasa, 21 Desember 2010

Sahabat

Harapan itu pernah tumbuh dan menjadi janin mimpi dalam ayunan langkahku. Harapan itu tak sekedar asa yang tumbuh liar tanpa arah dan tujuan dan menjadi pegangan dalam hidupku. Harapan itu tak sekedar mimpi yang terrenda dalam tidur - tidur malamku. Tak sekedar mimpi pemanis hidup yang bisa kuceritakan kala ku tersadar dalam nyata hidupku. Harapan itu ... yang kini menjebloskanku dalam ketidak berdayaan yang tak mampu ku petakan. Tak mampu ku tinggalkan, tak mampu ku hapuskan, dan tak mampu ku teruskan.

Luruh ...
Jatuh ...

Dan aku malas untuk bangkit, ogah untuk berdiri kembali yang sama artinya aku tak pernah ingin meninggalkan masa lalu. Ku biarkan dia mengikatku erat, menumbuhkan jala demi jala hingga memasungku tanpa ku minta. Aku telah merelakan diri menjadi bagian dalam masa lalu yang penuh mimpi. Mimpi yang tak pasti ...

Hatiku bertanya .... "???"
Dan hanya jawaban .... "!!!"
Yang kudapatkan. Kita tak pernah satu jalan ... itu lah kenyataannya
Tak pernah se "ia" ... kita, hanya saling menjaga, saling menghormati. Satu adat sopan santun yang terkadang penuh kepalsuan. Atas nama "tak ingin menyakiti" namun kenyataannya "sangat menyakitkan"
Tak ada kata yang bisa mewakili keberadaanmu dihati, tak ada kata yang bisa melukiskan betapa naif dan sombongnya engkau. Apakah hanya pemanis bibir yang selama ini kau tumpuk dan kau jejalkan di telingaku. Apakah hanya basa basi, apakah semua kepalsuan itu memang kau rancang dan kau ciptakan untuk semua ... semua hal yang bisa kau kelabui.

Manusia manusia manis dan bodoh ...
Yang selalu kau sanjung betapa berartinya ia bagimu

Bagimu sahabat ...
Patah tumbuh hilang berganti, setiap orang bisa menyandang gelar "Sahabat" darimu. Setiap orang bisa kau rengkuh dan kau jadikan teman, sahabat atau apapun ... "itu kala kau membutuhkan mereka". Setiap orang bisa kau abaikan, kau acuhkan, kau singkirkan seakan mereka tak pernah ada dihidupmu. Disaat kau tak membutuhkan mereka. Disaat kau menganggapnya telah menjadi peganggu dihidupmu. Disaat kau merasa bisa hidup tanpa mereka. Karena kau selalu merasa masih banyak orang yg bisa kau jadikan sahabat. Hanya sebatas itukah bagimu arti "Sahabat" ???

Selamat Tinggal ...
Terima kasih, karena walau bagaimanapun pernah tertoreh satu kisah antara kita. Pernah satu lembaran hidupku tertuliskan namamu, pernah disela hari lalu ada tawa dan candamu menemaniku, pernah ada bahagia kau hantarkan ... walau begitu banyak pedih yang mendera sejak kau menghilang.

Maaf ...
Karena walau bagaimanapun, sebagian hatiku menyayangimu ... sebagian yang lain begitu membencimu. Aku memujamu namun juga merutukimu ...
Maaf ... kini aku telah merelakan, menghancur leburkan masa lalu itu. Meninggalkannya dan tak ingin mengingatnya.

Thanks 4 everything ...

Bisu

Aku ...
Tertatih meraih bisu
Terantuk pada hempas gelombang
Terjatuh diantara gugusan gemintang
Kelu ...
Tiada hampa, tiada resah berpadu gelisah
Hanya bisu yang mengkelu di relung kalbu
Menyelimuti geletar dihati
Menelisik nurani, kala hati berpadu keagungan MU
Yach ...
Senja hadir dipangkuan cakrawala
Ku tangkup asa, ku alirkan dalam jiwa
Ku basahi tiap mimpi dengan do'a
Ku amini dengan sepenuh jiwa raga
Bisu ...
Merajahku dalam angan lalu
Kala hadirmu menjadi badai dihatiku
Kini hanya senja yg lugu
Temaniku menapak malam terserabut sendu