Jumat, 20 Februari 2009

Beast .....


Manusia diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Karena seandainya, semua diciptakan hanya dengan kelebihan saja tanpa memiliki kekurangan. Aku rasa hidup ini akan serasa hambar. Tak ada pahit manisnya kehidupan, tak akan ada tangis dan tawa, karena semuanya berjalan lurus - lurus saja. Manusia diciptakan dengan beragam bentuk dan warna kulit, beragam sifat dan perilaku, beragam tinggi rendahnya tingkat kehidupan sosial mereka. Dan hal itu terkadang menimbulkan begitu banyak rasa dan perasaan. Hal itulah yang membuat hidup ini berwarna dan terasa hidup. Karena hidup memang harus hidup, karena hidup itu dipenuhi dengan segala rasa, sedih, senang, duka dan gembira.

Aku tak pernah memandang seseorang, hanya dari fisik semata, tidak dari tinggi rendahnya tingkat kehidupan sosial mereka. Bukan dari tampan atau jeleknya seseorang, bukan dari kaya miskinnya seseorang tapi lebih dari itu semua, yang terpenting buatku adalah hatinya. Aku bersahabat dengan hatinya, berteman dengan hatinya, bertukar rasa dengan hatinya, bukan dengan wajah dan kekayaannya. Jadi sahabat, tak ada perbedaan apapun dihatiku untuk tempat kalian. Walau mungkin dihati ini ada satu sudut yang hanya kuperuntukan untuk satu hati. Hanya satu hati untuk hatiku sendiri. Namun kalian tetaplah sahabat, yang memberi warna dalam hari - hari.

Walau engkau tidaklah setampan pangeran ...... namun bagiku, engkau adalah segala keindahan.
Walau engkau tidaklah kaya harta, yang terpenting bagiku adalah kaya hati dan rasa.
Walau engkau tidaklah secerdas ilmuan, namun bagiku canda tawamu melebihi intan berlian.
Dalam persahabatan tidak pernah ada aturan yang membedakan manusia dari segi fisik, kekayaan ataupun materi. Yang ada hanyalah rasa kasih dan sayang, karena setiap manusia berhak mendapatkan dan merasakan rasa itu.

Yang terpenting adalah, hatimu dipenuh rasa. Karena setiap orang membutuhkan rasa, setiap rasa ingin berbalas rasa. Bukankah hidup ini akan terasa indah bila hati mendapatkan hati, kasih mendapatkan kasih, dan cinta mendapatkan cinta. Namun terkadang, rasa itu tak selalu berbalas, hingga ada satu hati yang mesti merasakan hancur dan terluka. Lalu salah siapa ???
salah hati karena rasa itu muncul dan mendekam disana, salah hati karena perasaan itu tak mau hilang dan berganti, apakah tetap salah hati, jika rasa itu pula yang melukai. Melukai dirinya sendiri, membuat dia mesti menangis, mengeluarkan air mata yang terasa sia - sia.

Sebuah hubungan terbentuk, mungkin karena adanya ketertarikan atau rasa saling tertarik, adanya suatu kebutuhan dan ataupun tujuan. Hubungan antara manusia, selalu didasari dengan perasaan, karena manusia adalah makhluk sosial yang memiliki perasaan dan bisa merasakan. Aku bayangkan, seandainya hubungan itu seperti hubungan bisnis, yang hanya didasari dengan adanya kesepakatan bersama untuk menjalani hubungan itu demi mendapatkan keuntungan untuk kedua belah pihak, mungkin hubungan itu akan tetap berjalan. Dan seandainya hubungan itu tidak menguntungkan, mereka bisa memutuskan hubungan itu tanpa meninggalkan segores rasa sakit, ataupun pihak yang merasa disakiti atau dilukai.

Tapi hubungan manusia, tidak semudah itu. Hubungan diantara mereka, selalu dilandasi perasaan. Andai memang keduanya selalu seia dan sekata, se rasa dan se jiwa, alangkah indahnya...... karena tak akan ada keinginan untuk saling melukai dan menyakiti. Namun, perasaan itupun tak abadi, selalu semuanya akan mencapai titik kejenuhan. Dan ketika rasa itu tak mampu mengatasinya, maka yang ada adalah rasa tak puas dan bosan, yang tiap kali memicu pertengkaran diantara mereka. Hingga tanpa kita sadari, kita telah menyakiti satu hati. Ach .... jika hati yang lain telah berpaling, rasa yang dulu indah akan terasa begitu kelabu. Hubungan itu akan pincang, karena hanya bertempu pada satu hati. Hati yang masih menjaga rasa yang dulu ada. Karena hati yang lain ..... telah sampai pada rasa jenuh dan bosan yang membawanya semakin jauh dari jalan yang seharusnya dia berada. Apakah dia salah karena perasaan yang dulu ada, tiba-tiba menghilang begitu saja ......

Bagaimana rasa hati itu ..... ??? ketika rasa cinta dan kasih yang dia miliki hanya untuk satu hati, tak mendapatkan balasan rasa yang sama. Dia ..... akan merasa dikhianati, diduakan, dan dilukai. Sakit .... sekedar rasa sakitkah ??? hanya sekedar luka ??? atau .... dia akan merasa, seluruh dunia runtuh, hingga dia tak mampu berpegang, mencari seutas tali yang bisa membawanya kembali pada hatinya yang dulu. Dulu ..... saat dia sendiri ..... sendirian.

Satu yang kutahu ...... cintailah seseorang itu sesuai kadarnya. Jangan berikan seluruh hatimu untuknya. Karena jika suatu ketika dia pergi meninggalkanmu, dia tidak membawa seluruh hatimu . Hingga kau masih bisa bertahan dengan separuh hati yang masih kau miliki. Tapi aku juga menyadari ..... tak ada orang yang mampu menahan hatinya, ketika dia benar - benar menyayangi seseorang. Dia akan biarkan perasaannya mengalir ..... seperti air. Dia akan biarkan perasaannya bebas seperti udara. Karena ketika perasaan itu ditahan, yang ada hanyalah rasa sakit dihati, yang ada hanyalah beban yang menganjal. Andai ada suatu alat yang bisa mengukur kadar perasaan seseorang, kadar rasa cinta ataupun kasih, mungkin aku juga bisa mengukur dan menjaga keseimbangan perasaan yang kadang tumbuh dan berkembang tanpa kusadari. Aku bisa mengontrol setiap perasaan jika dia mulai melebihi batas, aku bisa menekannya, kala perasaan itu mulai melebihi kadar prosentase, yang telah ku tetapkan. Namun hati tetaplah hati, dia yang memiliki kuasa atas segala rasa yang ada, walau kita ingin memilih seseorang itu menjadi kekasih, namun jika hati menolak, apa daya kita. Dan ketika hati telah memilih, yang mampu kita lakukan hanyalah ....... mengikutinya, membiarkannya namun juga mengontrolnya. Dan hal yang paling kutakuti, adalah jika aku tak mampu mengontrolnya bukankah dia yang akan menghancurkan dan membunuhku. Dan itulah realita, manusia hanyalah tubuh dan hati adalah jiwa.

Semoga ...... dan kuharap, aku, kau, dia, mereka, dan kalian memahami. Cinta itu memiliki dua sisi, yang bisa membahagiakan dan juga menyakiti. Cinta itu indah namun juga air mata. Cinta ??? Cerita Indah Namun Tak Abadi atau Cerita Indah Nan Terukir Abadi. Walau hanya sebagai kenangan aku yakin, cinta sebagai cerita indah namun tak abadi hanya dalam realita namun dia akan menjadi Cerita Indah nan terukir abadi di dalam hati para pelakunya. Karena cinta, kasih dan sayang adalah milik hati dan jiwa.

Beast .....
Curhatanku ini
kuharap mampu mengosongkan hatiku
Mampu meredam segala keresahanku
Dan ....
Mendiamkan sebagian khayalanku
Membiarkanku menapaki realita
Menatapnya ....
Dan menjadikannya cermin bagi hatiku


Selasa, 17 Februari 2009

Dia ...



Dia ...


Beast ...
Perasaan ini tak bisa kuhapus ...
Karena ...
Dia tidak seperti tinta
Yang bisa hilang diterpa air
Dia tidak seperti api
Yang bisa padam dalam sekejap mata
Dan dia tidak seperti warna - warna
Yang setiap saat bisa hilang dan berganti
Perasaan itu tetap ada ...
Memenuhi relung hati dan jiwa



Yogya, sepertinya aku harus rela meninggalkannya. Meninggalkan sejenak rutinitas yang menjemukan, rutinitas yang tanpa ku sadari telah menjadi bagian dari hari - hariku, yang telah menjadi suatu kewajiban yang harus aku lakukan. Aku harus pulang, aku kangen dengan Abbi dan Ummiku, kangen dengan masakan rumah, kangen dengan kasih sayang mereka. Dan rasanya sudah waktunya aku berhenti berlari, berhenti merasa ketakutan, dan aku harus berani menghadapinya. Menghadapi kenyataan, menghadapi semua hal yang telah diatur oleh mereka. Aku seperti akan maju perang, menuju medan laga, entahlah kemenangan akan berpihak pada siapa. Aku ataukah mereka ???. Aku mendesah panjang, kutatap langit diatas sana, kelabu tanpa warna, hanya gumpalan awan hitam yang berarak menuju arah selatan. Seperti biasa, mendung itu menggantung seperti air mata yang telah mengenangi pelupuk mata, dan hanya tinggal satu kedipan saja, air mata itu akan tumpah berderai, membasahi bumi dan kota pelajar yang telah 2 tahun menina bobokan aku, mendekapku kala malam menjelang, memberi kehangatan juga rasa dingin yang membekukan. Perasaan ini tak mampu kutahan, entahlah .... disetiap waktu aku hanya merasa sendirian, sedangkan disekelilingku begitu banyak tawa dan canda, begitu banyak kasih dan cinta, namun mengapa hal itu tak mampu menyentuhku, tak mampu membawaku pergi dari duniaku, dunia yang sebenarnya sangat ingin aku tinggalkan. Duniaku .... yang tak ada satupun sosok yang akan mampu masuk dan menjamahku.
"Cint, jangan lupa ya oleh - oleh keripik tempenya ?" pesan Maya padaku. Aku hanya tersenyum, mengiyakan.
"Dan buat gue, ehmm manisan mangga dech..... nyokap elo kan jago tuch bikin manisan. Kalo nggak mangga yach pepaya juga nggak papa koq !"
"Yee, sapa yang nawarin elo gembul !" sahut Saly sambil menyenggol tubuh Nisa. Mereka tertawa, riuh dan mengoda. Membuat beberapa pasang mata yang duduk di ruang tunggu, menatap kami dengan tatapan yang tak dapat kumengerti. Upss aku lupa bahwa setting cerpen ini adalah diterminal Yogyakarta. He...he..he... biarin dech, mereka pasti menyadari bahwa masa saat ini adalah masa - masa untuk kami.
"Biarin, Cinta aja nggak nolak koq" rujuk Nisa. Ach, Nisa gadis manis yang sedikit kegemukan. Ha..ha..ha, sedikit ?? aneh kalo aku lihat, begitu banyak lemak ditubuhnya.
"Iya dech ... semua request kalian, aku terima dan catat nich .... tapi cuma gue catet lohh, hi...hi..hi" serentak seperti di komando mereka bertiga langsung menyerbu aku, duch ... jadi nyesel dech, nggak cuma pipi yang kena, rasanya seluruh kulitku memerah karena ulah mereka.
"Stop ... stop ... stop. Please... gue nyerah nich !"
"Kalian tuch, seneng banget dech kalo lihat gue sakit !" Aku sedikit merajuk, habiss rasanya panas nich kena cubit, emang enak.... !. Ku tatap mereka bertiga, Maya, Nisa, Saly ... ach Yogya, disini aku temukan begitu banyak kedamaian, bersama mereka. Merasakan suka dukanya jadi anak kost, seneng susahnya hidup sendiri dengan orang - orang yang berbeda, beda dalam segala hal. Dan, karena perbedaan itulah yang membuat kami harus saling memahami dan menghormati satu sama lain. Karena perbedaan itulah, yang semakin menyatukan kami dalam ikatan. Sahabat .... lirihku.
"Rasanya udah waktunya nich, gue harus jalan. Tuch busnya dah standby di sana, gue cabut dulu ya ....!"
"Bener nich elo rela nggak ikut seminar besok ?"
"Yups, yakinlah ... gue rela koq, dia elo embat. Hi..hi..hi !"
"Wah kalo masalah embat mengembat sich gue jagonya tuch....!"
"Trims ya, karena kalian udah mo nolongin gue, so .. gue musti pamit sekarang !" Aku peluk mereka satu persatu, sebelum aku melangkah pergi meninggalkan mereka. Langkah kaki ini terasa berat, seakan ada beban yang tak mampu ditepiskan. Aku harus bisa, bisa .... mendapatkan seluruh hidupku kembali, memilikinya hanya untuk diriku sendiri. Dan menjalaninya sesuai harapan dan impianku. My dreams ...

Rumah .... rasanya begitu lama aku meninggalkannya, padahal hanya beberapa hari, beberapa minggu dan beberapa bulan. Kemarin, mungkin aku begitu malas menyambanginya, rasanya mendengar kata itupun membuat aku tak kuasa dalam deraan rasa ingin kembali, namun perasaan itu mesti aku tekan dan kusimpan saja dihati. Aku begitu takut .... sedangkan hal itu cepat atau lambat, kini atau nanti pasti akan aku alami. Jadi rasanya tak ada alasan lagi untuk menunda dan menunda semua hal itu. Lebih baik aku hadapi, apa saja yang akan aku temui. Perjodohan itu ....... semua tergantung padaku, dan saat ini aku ingin menemuinya, dan andai bisa aku ingin mengajaknya menjadi pengikutku, menentang perjodohan itu. Ha..ha..ha ide konyol memang, setelah bertemu dengannya 2 kali, rasanya hal itu amat sangat mustahil bisa dia lakukan. Karena .... ehmm entahlah ! aku merasa dia nyaman kala jalan denganku. Dan aku ....??? entahlah ....!!!
"Cint, bangun sayang... udah siang !"
"Ayoo.... anak gadis dilarang bangun siang - siang lohh !" Lamat - lamat aku dengar suara yang begitu ku kenal. Seperti suara Ummi dech. Tapi ..... ach, aku ngantuk nich! bukannya bangun, aku malah menarik selimutku kembali. Meringkuk dengan nyaman dalam pelukannya. Menghindari hawa dingin yang menyusup lewat jendela kamarku yang telah terbuka, selintas aku mendengar suara rintik hujan, uuuhhh aku semakin meringkuk lebih dalam.
"Biarlah Ummi, dia masih capek. Baru tadi malam kan dia datang." Upss, koq .... itu suara kakak dech ! kapan datangnya.
"Ante inta, obok ya mah !"
"Iya sayang, tantenya masih capek tuch. Yook, Izal jadi minta bubur ayam kan ?"
"Ubul ayang ya mah, ical lapel ni ..." Ach... suara itu membuat aku tak mampu memejamkan mataku. Cowok kecilku ... keponakan tersayangku .....
"Hai .... capa tyuhh ...! kangen nggak ma tante ?" mendengar suaraku, Izal langsung tertawa dan tanpa kuduga lari kearah ku dan menindihku. Aww... rasa sakit itu tak bisa kusembunyikan, dengan sedikit meringis aku membelai kepalanya.
"Apa sayanggg...."
"Ante obok elus ya.... ain yook !" Hi ..hi...hi, dia masih berumur 2 tahun. Suara masih sedikit cedal dan belum bisa mengucapkan seluruh kata. Kebanyakan hanya kata akhirnya saja.
"Hemmm, enggak tuch. Nich lihat tante udah bangun lohh ! mau ngajakin tante main apa nich ?" tanpa banyak kata, dia menarik tanganku, memintaku mengikutinya. Entah apa yang ingin dia tunjukan kepadaku.
"Ainan ical awat tebang ana mah ?" tanyanya kepada kakakku.
"Lohh, ya dirumah dong sayang. Tadi kan enggak Izal bawa ke rumah Eyang!" Mendengar jawaban mama nya, dia merasa kecewa, mulai dech teriakan dan lengkingan tanda protes dia keluarkan. Aduch susah juga ya meredakan amarah si kecil. Dengan lembut kuraih dia dalam pelukanku. Kubisikan kata - kata rayuan, yang kuanggap mampu meluluhkan hatinya. Dan berhasil, dia mulai lunak dan mengerti. Kakakku tersenyum, mengerti bahwa buah hatinya memang sedikit luluh kalau berhadapan denganku.
"Tumben pulang, enggak mau kabur lagi nich !" Aku tertawa, walau bagaimanapun kakakku paling tahu tentang aku. Kami sering curhat bareng. Tapi entahlah ... kalau masalah yang satu ini, dia benar - benar nggak mau menjadi kroniku. Dia lebih membela Ummi daripada aku.
"Kabur ? yeee sapa yang kabur sich ?? Cinta nggak pulang bukan karena mau kabur, tapi memang banyak tugas tuch!"
"Ach, elo tuch ya emang banyak alesan dech !"
"Jadi sekarang kamu udah punya senjata ya buat ngusir dia. Kayaknya susah dech Cint, soalnya kakak dia sering bilang ke aku kalau dia tuch serius koq ma kamu" BUMM !!! gila nich, belum - belum aku sudah dapat kejutan maha dahsyat. Enggak, aku nggak boleh nyerah. Toh aku belum mendengarnya sendiri dari dia.
"Udah dech, gue lagi males bahas itu. Mendingan kakak ngajakin aku jalan - jalan dech. Udah lama nich nggak nambah koleksi baju."
"Tuch ... males dech. Belum - belum udah elo todong !" ha... ha..ha ! aku tertawa, kakakku yang satu ini emang baik hati. Walau bilang begitu tapi pasti dech, akhirnya aku bakal dimanjain. Dia .... satu - satunya kakak yang kupunya, satu - satunya tempat aku bersandar selain Abbi dan Ummiku. Dia wanita istimewa bagiku, walau dia lulusan D3 Analis Komputer dan S1 Pendidikan Bahasa Inggris, dia lebih memilih dirumah, mengurus buah hatinya dan membantu suaminya berjualan komputer di rumah. Mereka benar - benar wiraswasta handal, dan aku bangga padanya .... dan akupun ingin dia bangga padaku, dengan memiliki adik sepertiku. Ach .... bagaimana caranya ???
Malam ini, benar - benar Indah.... kulihat ada bulan yang menyembul malu - malu disekeliling bintang - bintang yang berkedip dilangit. Aku merasa sedikit nyaman, dengan menatap bulan itu, aku seperti kembali dalam masa laluku. Masa - masa SMA yang sulit aku lupakan. Sahabat - sahabatku, Beller Fans Club dan Cemades Kadhinta. Tujuh orang cewek dan tujuh orang cowok. Walau kami beda sekolah, dan ada juga yang sudah kuliah, kami selalu bisa berkumpul, mengadakan acara camping atau hanya kumpul - kumpul. Dan bulan itu menjadi saksi, saksi bisu persahabatan kami. He..he...he Cemades itu singkatan dari Cewek makan nggak makan Ndrenges (ketawa, atau happy selalu). Kadhinta adalah singkatan dari nama - nama kami Kinah, Amu, Dias, Hisi,Itnas,Niaz dan Taya. Mereka sahabat - sahabat masa laluku, karena sekarang, saat ini mereka sangat jauh dari jangkauanku. Dan hanya kenangan dan nama - nama mereka yang selalu menghiasi hari - hariku, bagai bayangan yang tak pernah jauh dari diriku.
"Assalamu'alaikum Cinta !" Aku terkejut, kutatap sosok yang menyapaku. Dia ada disana, didepanku, menatapku dan aku terdiam membisu. Dengan sedikit tergagap aku membalas salamnya.
"Wa'alaikumsalam ... Donny ?" Tanyaku dengan sedikit ragu. Dia hanya mengangguk dan tersenyum.
"Boleh duduk ?" Aku bergeser tempat, mempersilahkan dia untuk duduk.
"Aku sudah terima pesanmu, heran ... cewek sesibuk kamu masih punya waktu untukku ? memangnya sudah longgar nich waktu kamu ?"Aku tersenyum, inilah pertama kalinya aku membuka diri padanya, menyisihkan waktuku untuknya dengan membuang semua perasaan tidak suka yang selalu bercokol dalam hatiku. Saat ini aku benar - benar ingin bicara dari hati ke hati dengannya. Semoga.. misiku kali ini tidak meleset.
"Gimana kabarnya Yogya ?"
"Yogya ? biasa ..... hujan mulu tuch. Maaf nich, kalo aku menganggu waktumu. Aku hanya butuh ngomong aja. Soal kita ..." Aku diam, menanti dia mengucapkan sepatah kata.
"Kita ? maksud kamu ?"
"Please dech, kamu nggak usah berlagak nggak tahu. Perjodohan itu ?"
"Mengapa mesti dibahas sekarang sich ? bukannya kamu menolak perjodohan itu ?" Aku mengangguk, kutatap dia, aku beranikan diri melihat kedalam mata jernih itu, berusaha mencari satu petunjuk yang bisa kujadikan alasan untuk meneruskan ucapanku.
"Kamu ?" Tanyaku.
"Cint, tak ada alasan bagiku untuk menolak. Emang aku cowok gila ya yang menolak dijodohin sama cewek secantik kamu ?" Duch ! bener - bener reseh nich cowok. Nggak tahu ya, kalau aku itu bukan sesuatu yang bisa dengan mudah diperuntukan oleh itulah, untuk inilah... aku adalah aku.
"Hal itu tidak mudah bagiku, aku tetaplah manusia yang memiliki semua harapan dan keinginan. Aku ingin menjalani hidup yang aku pilih sendiri, bukan pilihan orang tuaku. Karena aku yang menjalaninya, aku yang akan bertanggungjawab atas hidup aku sendiri. Selama ini apakah tak ada satu wanitapun yang menarik hatimu ? Ku lihat .... kau sosok yang benar benar bisa memenuhi impian semua wanita, tapi wanita itu bukan aku."
"Kamu lupa.... seharusnya kamu berlaku fair terhadapku. Kamu pernah berjanji akan memberiku waktu untuk menaklukanmu. Dan sekarang kamu memintaku mundur, menolak perjodohan itu ? sebenarnya bukan cuma kamu yang punya perasaan, aku juga .... tetap manusia." Ach ... aku merasa percuma, sia sia mengajaknya bertemu dan bicara, karena diantara kami tak ada satupun kata seia. Dia dengan pendiriannya dan aku dengan pendiriannku.
"Kapan balik ke Yogya ?"
"Senin, aku harus balik ke Yogya. Aku tak tahu lagi harus bilang apa. Dan aku rasa nggak ada yang perlu dibicarakan lagi." Aku bangkit dari tempat dudukku. Ku lihat suasana di alun - alun ini semakin ramai, entahlah ... rasanya telah begitu lama aku tidak datang ke taman kota ini. Di tengah alun - alun yang penuh dengan pedagang yang mengelilinginya, anak - anak kecil berlarian dengan riang. Aku melangkah, namun sebelum sempat aku melangkahkan kakiku, Donny meraih lenganku, menahanku sejenak.
"Besok kita jalan, malam ini biarkan aku memikirkan semua ucapanmu itu. Dan jawabanku akan kamu dapatkan disana."
"Jalan ? kemana ?" Tanyaku dengan sedikit penuh harapan, akan dapat menyelesaikan masalah diantara kami.
"Ke Sarangan gimana ?" Aku tersenyum.
"Rame rame boleh ?"Tanyaku sedikit berharap, dia tersenyum penuh tanya ...
"Kita berangkat bareng sama kakakku, soalnya aku sudah terlanjur janji sama Izal, akan mengajaknya jalan - jalan"
"Boleh ..." Akhirnya malam itu, aku melangkah pulang dengan sedikit harapan, yach walo hanya sedikit, kuharap hal itu bisa menjadi penerang dalam hidupku. Semoga ....
Namun, akhirnya aku hanya pergi dengannya. Kakakku membatalkan rencananya ke Sarangan, dan sepertinya ini sudah direncanakan oleh mereka. Yach, biasa acara kong kalikong. Ummi dan abi serta kakakku memang kadang keterlaluan, mereka tetap saja menganggap apa yang mereka pilihkan untukku itu adalah pilihan terbaik dan tepat. Ach ....

Beast ....

Hari ini aku tertegun menatap mimpi.
Mimpi, yang kugantung diatas awan,
yang kulukis diantara pelangi
dan yang kujaga diantara rinai dan badai.
Impianku ....akankah kubiarkan luruh dan jatuh,
akankah kubiarkan dia kelabu
dan haruskah kubiarkan dia meninggalkanku hanyut dalam badai itu.
Entahlah, saat ini yang kumampu hanyalah mengenggamnya,
menjaga genggaman ini agar kuat mencengkramnya.
Akankah bisa ???
ketika ayunan langkah ini semakin goyah,
ketika harap dan mimpi tak sebanding dengan nyata.
Beast .......
beri aku satu kemampuan,
tuk membekukan hati dan rasa,
tuk diam tanpa berasa,
agar tak lagi kurasa
segala rasa yang selalu hadir,
yang hanya beri perih dan luka.
Hati disana ..... tahukah akan impian dan harap ini,
mengertikah bahwa aku ingin mencari sendiri,
memilih sendiri ......
segala warna untuk hidupku.
Karena aku ingin .......
melukis hidupku sendiri ....


Sarangan .... aku melihatnya tak sama dengan tahun lalu, saat terakhir kali aku kesana. Ehmm... hawanya masih tetap dingin, pohon - pohon pinus itupun masih menjulang tinggi hanya .... air ditelaga itu tak lagi biru, warnanya berubah kelabu, tak lagi jernih namun keruh, sekeruh hati dan rasaku. Aku mendesah, seakan ingin kubuang segala keresahan ini. Donny duduk disampingku, matanya menerawang jauh, menatap pucuk cemara yang seakan ingin mencium angkasa.
"Aneh ya ...., sudah lama rasanya aku tidak kesini. Dan kulihat, walau tidak begitu tampak tempat ini banyak berubah." Aku mencoba, membuka pembicaraan diantara kami, rasanya aneh bila dua orang saling diam, padahal kami duduk berdampingan. Saat itu kami duduk ditepi Telaga, melihat lalu lalang para penjual minuman dan strawberry yang dikemas dalam plastik. Warnanya merah ranum, cantik mengugah selera. Dan disetiap sudut, disepanjang jalanan ini aku melihat begitu banyak pasangan muda mudi yang bercengkrama dengan asyiknya.
"Kamu sering kesini ?" Tanyaku ....
"Hemm, nggak juga. Aku terlalu sibuk untuk melakukan hal - hal seperti itu."
"Maksud kamu ?"
"Aku sangat jarang keluar rumah, kecuali ke kantor, mengurus hal - hal yang terkadang dianggap remeh oleh orang lain"
"Kamu kerja dimana ?"
"Ha..ha..ha ...." Donny tertawa, begitu lepas seakan dia mencoba melepaskan beban yang menganggu hatinya.
"Ternyata, kamu memang belum tahu apapun tentang aku. Dan kamu tahu, dengan menolakku begitu saja tanpa ingin mengenalku terlebih dahulu, aku rasa itu keputusan yang terlalu tergesa - gesa" Yach ... aku mengakui kebenaran kata - katanya. Dan aku sadar, mungkin memang aku terlalu terbawa perasaan sehingga aku tidak bisa logis memikirkan hal itu.
"Cint, aku sudah mempertimbangkan semua keinginanmu. Kamu harus adil terhadapku, saat ini aku tak ingin memaksamu. Tapi satu pintaku, beri aku waktu untuk meraih hatimu, seperti yang kau janjikan dulu. Jika aku kalah, aku akan mundur teratur, tak ada luka dan sakit. Namun, jika aku menang, kamupun harus jujur, ikhlas mengakui kekalahanmu. Dan aku tak akan tertawa dengan kemenangan itu. Satu yang bisa kau pegang dariku "Aku tak akan pernah memaksa kamu menerima perjodohan itu", kita berteman saja dan biarkan waktu yang akan menjawabnya." Aku tertegun mendengar ucapannya. Ada sedikit kelegaan kala dia mengatakan tidak akan memaksaku menerima perjodohan itu. Tapi apakah kedua orang tua kami akan melakukan hal yang sama ?
"Gimana Cint ?"
"Baiklah ... aku setuju. Dan aku harap, kamu nggak lupa dengan janji kamu. Tak ada paksaan, tak ada rasa sakit dan tak ada kata saling menyalahkan. Aku nggak mau, ada perang dingin diantara keluarga kamu dan keluargaku, jika suatu saat ternyata kita memang tidak berjodoh." Ku ulurkan tanganku, kami saling berjabat tangan. Dan kurasa, kabut itu perlahan mulai menghilang. Aku berharap kan kutemukan satu berkas sinar, yang mampu menunjukan arah, kemana langkah ini mesti ku teruskan. Ada keyakinan di hati, esok memang pasti akan menjadi milikku. Hari ini, aku akan pulang dengan rasa tenang, paling enggak ada satu kata yang bisa ku pegang. Semoga hari esok seindah pelangi ...

Kamis, 12 Februari 2009

I Miss U



Kangen .....
Ach ...... rasa itu begitu mengangguku, mengusik nuraniku dan begitu kuat membelengguku. Aku kangen, dengan semua tentang mu, dengan semua harap dan rasa itu. Akankah disana kau pun merasa, betapa hati ini merindumu ? aku sakit... dengan semua rasa yang ada dihati, ingin ku buang dan ku jauhkan, ingin kusingkirkan dan tak ingin ku menyentuhnya, namun dia .... selalu ada, dimana - mana. Disemua tempat yang kulihat, disemua sudut yang ku tatap, engkau dengan angkuhnya menertawakanku, mengejekku dan menantangku, karena aku tak mampu menyentuhmu dan menggapaimu. Haruskah, aku mati karena rindu ini, akankah ku beku karena rasa untukmu, ataukah ku tetap melangkah dan menggapaimu. Mampukah ......

Sahabat, kala diam, yang ku tahan rasa nyeri karenamu. Kala tertawa, yang kutekan getar hati karena teringatmu. Aku seperti terpenjara dalam belenggu rasamu, aku sakit tapi juga bahagia, aku tertawa namun hatiku menangis, aku jatuh cinta namun juga patah hati. Jatuh cinta ??? baru aku sadari, aku benar - benar cinta mati kepadamu, hingga hari - hari tak mampu kulewati tanpa mengingatmu, dan patah hati karena, walau semua telah berlalu begitu lama, aku tak mampu menghapusmu, aku terluka tapi juga bahagia. Dan engkau disana hanya diam tanpa kata, jauh sudah langkah terayun, masa - masa itu telah berlalu, masa untukku, senyum untukku, tawa untukku, dan perhatianmu untukku. Kini yang kulihat hanya kosong .... hari - hari serasa begitu lambat kujalani, begitu membosankan untuk ku ingat. Dan aku disini hanya mampu menatap masa lalu ...

Semarang adalah kanvas yang tak dapat terlupakan, Yogya menghias sudutnya dengan segala rasa, suka, ceria,sedih, duka dan luka. Dan kita adalah pelaku yang harus menjalani alur cerita yang telah disiapkan. Disana telah terajut satu hubungan kasih, antara tujuh dan tujuh, telah terangkum satu cerita tentang petualangan, tentang rasa dan asa. Ada tawa dan canda tak lupa .... tangis dan kepiluan mewarnainya. Ada ingin tak ingin ditinggalkan, diduakan dan diabaikan. Ada tali rajutan hati yang begitu dalam, mendambakan satu masa dimana persahabatan itu kan jadi satu moment indah tuk dikisahkan kepada si kecil miliknya. Ach, akupun pernah mengkhayal kau senantiasa bersamaku, walau esok kita semua telah berambut putih, masih adakah ingin yang dulu ada hadir kembali tuk penuhi satu hasrat dihati. Ataukah, semuanya telah berubah dan tak mungkin kembali dalam masa lalu, walau hanya sekedar tuk mengingatnya, menyisihkan waktu tuk melamunkannya. Dan ketika cerita mesti tuntas dalam batas akhir, begitu banyak cerita dan resah yang mesti terlupakan, dipaksa untuk dilupakan. Aku yang jauh dalam alur jalan kalian, tak kuasa dalam deraan hati yang menginginkan segalanya kembali, hanya lewat goresan aku berani tuk ungkapkan segalanya.

Tersadar semuanya telah berubah, tak lebih diri ini yang hanya terdiri dari seonggok daging dan nafas yang bersandar dalam tubuh, memiliki keinginan namun tak kuasa tuk wujudkan. Cerita tujuh dan tujuh, tujuh dan enam dan satu, tujuh dan satu, satu dan enam. Hanyalah sebuah cerita dalam batas kenangan. Andai engkaupun mengerti makna kata demi kata ini. Lewat goresan ini aku ingin mengungkapkan rasa rindu yang kadang hadir dalam hari - hari. Terasa kini mengapa persahabatan itu begitu berarti. Walau banyak harapan yang kusimpan, aku tak berani untuk berharap. Biarlah segalanya berjalan sealur dengan jalan kehidupan kita masing - masing. Ingin kupinta maaf walau semuanya telah terlambat, mungkin disela hari kemarin pernah dan selalu kutorehkan luka dihati dan sanubarimu, mungkin tanpa sengaja ku goreskan kepedihan dihatimu, sahabat setulus hatimu ku pinta maafmu agar jalan yang kan terlalui terasa ringan dan dipenuhi berkah. Karena tanpa kusadari, kita telah berpisah begitu lama, tanpa ada kabar berita. Terharap engkau disana senantiasa bahagia dan tergapai segala cita dan asa.

Ilalang ini tak berani mengharap tuk jangan dilupakan, namun aku hanya pinta, esok kala kita berjumpa, sengaja atau tidak sengaja,sapalah atau senyumlah tuk hilangkan kerinduan dihati ini. Saat ini ingin kucari satu sosok yang sepertimu, namun hanya bayangan yang hadir lalu menghilang tanpa permisi. Dan satu yang kusadari .... sosokmu tak kan mungkin terganti, dihatiku ....

Special : For All my friends
I miss U

Sabtu, 07 Februari 2009

Pagiii

Assalamu'allaikum wr. wb.

Hari ini ... seperti biasa nich, setiap sabtu musti beres - beres. Kamar musti di benahin, dan kayaknya udah waktunya nich, nia ganti tema. Ha...ha..ha koq tema ya ??? habiss dah bosen nich ma tata letak yang kayak begini. Enaknya tema apaan ya ??? sekarang sikon hati aku ......... gimana ya ? kalo dibilang lagi happy, enggak juga tuch. Sedih ??? duch apalagi itu ... jangan dech. Bete ?? upss !!! emang, cuma dikit sich ? sebel ? eitttt !!! mang orang - orang itu suka banget bikin hati aku sebel. Hi..hi..hi Senang Betul tuch.... habisnya mereka temen temen and sohib - sohib tersayang aku sich. Walo marah kayak apapun, pasti dech aku bakal ketawa lihat tatapan mata mereka, habisss.... disana tuch aku lihat begitu banyak rasa, warnanya begitu indah, berpedar di sekiling iris nya. Begitu banyaknya hingga aku kewalahan memaknainya. Disana aku melihat rasa sayang, kasih dan cinta. Begitu banyaknya, begitu tulusnya hingga terkadang aku seperti lebah yang terjebak di dalam mangkok penuh madu. Mereka mengikatku, menjeratku, memenjarakan aku dalam dunia kasih sayang mereka. Dan aku adalah lebah yang beruntung tapi juga lebah yang penuh dilema. Jujur .... aku sangat menyayangi mereka, menyayanginya lebih daripada aku menyayangi diriku sendiri. Salah jika aku mengatakan bahwa sahabat adalah segalanya bagiku. Mereka adalah dunia yang indah bagiku, mereka adalah warna - warna pelangiku. Hanya sayang .......... semua tidak ada yang kekal, walau sebesar apapun aku menyayanginya, sebesar apapun aku mengasihi dan mencintainya, suatu ketika mereka akan pergi, meninggalkanku untuk menjalani kehidupan mereka sendiri. Walau begitu banyak kasih dan cintaku untuk mereka, toh hal itu tak kan mampu membuat mereka, tetap disampingku, menjalani hari - hari denganku. karena suatu hari nanti, mereka akan memiliki sosok lain, yang menghiasi hari hari mereka, dan sosok itu mungkin suatu waktu akan menjadi poros kehidupan mereka. Walau ada sosok lain disamping mereka, pasangan hidup mereka, aku tetap berharap mereka ada untuk aku. Hi ....hi.... hi , egois banget ya ?? enggak dech, karena akupun akan melakukan hal yang sama. Walau ada sosok lain disampingku, walau aku memiliki kehidupan sendiri, mereka tetap sahabatku, dunia indah yang menjadi milikku. Aku kan tetap ada untuk mereka, aku kan tetap setia mendengarkan keluh kesah mereka, karena aku pun tetap rela menjadi tempat sandaran duka mereka, karena aku masih mengharap dunia seindah persahabatan itu menjadi milikku selamanya. Namun kenyataannya adalah sahabat ..... dan persahabatan itupun akhirnya, hanya akan menjadi sepenggal cerita yang kekal dalam memoriku.

Sahabat ....
semoga semua impian dan harapanmu
kan menjelma nyata
Semoga hidupmu kan bahagia selamanya
dan ku harap suatu ketika kau kan menemukannya
Sosok yang menjadi impianmu .....

Pagi ini, mendingan aku menata ulang kamar ku, tempat yang paling aku kuasai. Karena hanya di sana aku bisa menjadi princes bagi diriku sendiri. Nggak ada tuch yang bakal bisa ngusir aku keluar dari kamarku, kecuali satu sosok itu .... hi..hi..hi, elo tahu nggak sapa dia ?? dia sosok kecil, sebesar jariku nich, tapi penuh bulu, iihh .... kadang bisa bikin gatal diseluruh tubuh. Musim kayak gini, kan banyak tuch .... pa lagi, di bawah jendela kamarku banyak bunga. Habisss walau sekecil itu, aku takut banget lagiii. ehmm ... gue jadi inget masa kecilku ....., aku masih kelas 4 SD ... biasa anak kecil kalo mo mandi pasti dech banyak alesan. Ummi udah marah - marah tuch, nyuruh mandi. Hi..hi..hi walau cerewet, dia ummi tersayang yang aku miliki. Kebiasaan, kalo dimarahin aku diem aja. Habiss ... masih males mandi di suruh mandi. Aku duduk aja di teras, itu pas musim hujan tuch, kayak bulan ini. Jadi banyak ulet dech ditanaman bunga yang suka dikoleksi ma kakakku. Pas, gue mo mandi, nia ngerasa ada yang aneh dech dipinggang aku. Habiss dilenganku terasa ada yang ngelitik, sontak ... aku lihat penyebabnya dong. ihhhhh ternyata makhluk kecil berbulu tuch yang nongkrong dengan asyiknya di pinggang aku. Awww ...... reflek aku jerit - jerit sambil nangis plus larii keluar rumah. Mungkin karena terlalu takut, terbawa perasaan itu aku nggak sadar dech, terus aja lariii, sampai aku menemukan seseorang, entah sapa tuch ... langsung aja aku peluk. Ha..ha..ha gue meluk dia tuch sambil nangis jerit - jerit. Orangnya bingung dong .... napa nich bocah ?? pikir tu orang. Aku jawabnya ya.. sambil histeris lahh, aku bilang kalo ada ulet di bajuku. Akhirnya dibuang tuch si makhluk imut itu. Baru gue berhenti histeris + nangis. Legaaaaa ......... banget. Dan akhirnya sekarang aku agak trauma dech, so ... paling anti pati dengan namanya ulet.

Achhh.... sekarang aku bukan lagi gadis belasan tahun. Aku sudah makin dewasa, entahlah ... dewasa umur atau dewasa sesungguhnya. Ehmm menurut sahabatku, aku tuch masih kekanak - kanakan, hi..hi..hi habiss tidur aja masih pengen di peluk Ummi, sakit ... ihhh cengeng bawaannya dech, manjanya amppunnnnn .........., biasa nich cewek kalo ada maunya pasti merajuk aja bawaannya. Kalo dibilang aku nggak dewasa, nyatanya nich banyak lohh yang minta saran ke aku.... hi...hi..hi sobat sobatku tuch. Mereka yang bilang gue kekanakan, tapi masih aja di mintai pendapat dan saran. Mereka nggak yadar ya, kalo saran dan pendapat aku pun bisa kekanakan. Ha...ha..ha tapi 99,99 % manjur tuch. Jadi .... menjadi anak kecil itu tidak selalu jelek. Masalah orang dewasa kadang diselesaikan dengan pikiran dan logika dewasa aja malah jadi runyam tuch. Kalo logika anak kecil kan.... indah. Elo tahu indahnya ... misal nich, ketika kita bertengkar karena suatu hal dengan temen or sohib, logika anak kecil tuh nggak ada dendam, jadi bisa cepat baikan. Kalo logika orang dewasa, pasti dech masih ada sedikit ganjalan atau dendam. Jadinya agak susah tuch kalo disuruh baikan. Pake disuruh lagi .... kalo anak kecil kan enggak ... mereka begitu natural. Enggak ada bekas luka dari pertengkaran itu. Dan indahnya logika mereka adalah ..... mereka makhluk paling jujur. Walau kadang orang dewasa suka banget mengambil hatinya dengan coklat ataupun permen. Nahhh ... membujuk anak kecil itu sangat mudah, hanya dengan coklat dan sedikit senyuman, mereka akan luluh. Tidak seperti orang dewasa, yang kalau kita bujuk harus dengan susah payah dan iming - iming yang tidak sedikit, tidak hanya coklat dan permen tapi terkadang harus dengan sesuatu yang sangat berharga. Anak kecil juga peka, dia bisa merasakan orang yang tulus atau tidak tulus terhadapnya. Orang yang suka dan tidak suka dengannya. Karena perasaan mereka sangat bersih dan peka. Dan orang dewasa ??? ... filling mereka sudah ehmm aus hi..hi..hi... alias berkarat atau sudah tidak peka, mereka kadang tidak menyadari, bahwa orang orang disekeliling mereka punya maksud tersembunyi dibalik kebaikan yang ditampilkan. Orang dewasa terkadang penuh intrik dan manipulasi, dan mereka memang sudah terkena polusi. Polusi dari hasrat dan mimpi, polusi dari mimpi yang tidak seimbang dengan realita. Mereka suka banget berontak dengan kenyataan hidup mereka. Mereka tidak menyadari, bahwa semua yang terjadi memang sudah menjadi garis dan jalan hidup. Atau seharusnya mereka menyadari, mungkin semua yang mereka alami adalah buah dari perbuatan mereka sendiri dari masa lalu. Dan harapku, semua orang yang sudah dewasa dan penuh logika itu, menyadari satu "Bahwa hal yang terpenting dalam hidup ini adalah ketulusan dan kejujuran". Dan hidup itupun akan seindah pelangi.

Wassalamu'allaikum wr. wb.

Jumat, 06 Februari 2009

Hidupku



Hidup …

Apa sejatinya hidup itu ? dan seperti apa kehidupan itu. Kita bernafas untuk hidup, kita makan untuk hidup, kita bekerja pun untuk hidup. Sesungguhnya siapa hidup itu ??? seakan – akan semua hal yang kita lakukan hanya untuk hidup. Bukankah hidup itu sesuatu yang tidak kekal, bukankah kita hidup ini ibarat hanya “mampir” sebelum kita sampai pada tujuan yang sesungguhnya. Setiap orang berjuang demi hidupnya, semua orang melakukan apa saja demi hidup itu sendiri. Sedangkan hidup itu sendiri sudah memiliki akhir, akhir dari hidup dan kehidupan.

Bahagia …

Bahagia ?? apakah dia itu tawa, senyum, atau bahagia itu sebentuk harta ataukah dia itu sebentuk rasa ? rasa yang tidak ada hubungan apapun dengan semua itu. Rasa yang hanya seseorang itu sendiri yang tahu dan memahaminya. Terkadang aku berfikir “Aku sangat takut bahagia”, “aku sangat takut tertawa.” Bukan karena aku tidak bisa bahagia ataupun tertawa. Tapi aku takut terlena, dibuai rasa sesaat. Namun hidup tak selalu menangis, sedih dan murung. Hidup adalah perjuangan kata mereka, hidup adalah harapan dan hidup adalah waktu yang seharusnya kita gunakan untuk senang – senang. Dan bagiku, hidup itu sendiri adalah hidup. Dan bahagia, adalah rasa, perasaan yang setiap orang pernah mengalaminya. Kalau ada orang mengatakan dia tidak pernah bahagia …. Itu adalah bohong besar. Walau setitik saja, dia pasti pernah merasakan rasa bahagia. Karena, Dia yang menciptakan semua rasa, perasaan yang ada di dunia ini, untuk tumbuh dan berkembang untuk dirasakan dan dipahami oleh manusia. Dan aku ………… kadang sangat susah untuk memahami perasaan bahagia itu sendiri. Aku hanya tahu, setiap tawa dan senyumku bukan karena bahagia. Dan setiap tangis dan pedihku bukan karena duka. Aku …… tetaplah aku, gadis dengan segala kata – kata, gadis dengan segala pengharapan. Gadis dengan semua impian. Impian ???

Impian ……

Impian adalah harapan, dan harapan itu adalah hidup. Hidupku …… Karena dengan adanya harapan itu, hingga kini masih ada aku. Aku …… yang hidup karena impian dan harapan. Walau hanya impian, walau sekedar harapan tapi dia adalah peganganku, semangatku untuk tetap melangkah, menjalani hari – hari menatap mentari dan menghadapi hujan badai di dunia ini.

Seindah khayalan dan fantasiku, seindah illusi dan secerah pelangi …… hidup ini mesti terjalani. Tergantung aku yang melukisnya, dengan segala warna atau hanya dengan satu warna, warna kelabu saja disana. Ha …ha…ha, aku gadis dengan seribu warna, warna – warna dunia. Segala warna rasa, asa dan pe rasa an. Senyum dan tangis itu adalah warna kehidupan. Dan warnaku adalah warna pelangi ……

Pelangi ……

Pelangi hadir kala rintik usai menjamah semesta…… Keindahannya adalah berkah dari nirwana sebagai pertanda badai telah berlalu. Adakah manusia itu tahu, disetiap kesusahan, disetiap kesedihan pada akhirnya akan dating kebahagiaan. Pelangi akan menghiasi, mewarnai disetiap ayunan langkah.

Keyakinan

Hanya dengan dengan memilikinya, semua impian dan khayalanku kan menjelma nyata. Hanya dengan menyakininya, aku akan mendapatkan segala pinta yang terajut. Hanya dengan berpegang padanya, segalanya yang pernah hilang kan kembali padaku. Karena hanya dengan keyakinan semua harapan dan impian itu akan menjadi milikku. Keyakinanku ……

Sesuatu yang kupengang teguh ….

Sesuatu yang sangat kupercaya …

Sesuatu yang sangat berharga …

Buatku dan seluruh hidupku.

Rabu, 04 Februari 2009

Sepiku ...

Sekarang sepi yach

Nggak ada chiko

Gimin…

Surti …

Gue bener bener sendirian nich

Koq tiba tiba gue ngerasa sepi ya…

Yang ada hanya suara air hujan

Yang terasa hanya…

Dingin yang menyebar

Suara tetes air itu seperti suara yang sering kudengar ..

Bahwa hidup itu tak kan selamanya penuh warna – warna

Bahwa hidup itu terkadang begitu kelabu dan membosankan

Dan hidup itu seperti hidup

Dan aku tetaplah aku…

Begitu ya…

Bahwa alam, kadang bersahabat

Kadang pula bawa bencana maha dahsyat

Tapi kadang alampun bisa selembut sutera

Aku bingung …

Kelembutan apa yang bisa pecahkan kekuatan

Kekuatan apa yang sanggup menghadapi kelembutan

Dan apa ada didalam kelembutan itu tersimpan kekuatan

Hanya pertanyaan nich…

Walau begitu aku tetap nggak bisa menjawab

Andai kau tahu … sahabat

Kelembutan itu … tidaklah seperti kau duga

Kekuatan itu juga gak seperti kau bayangkan…

Diatas segalanya…

Masih ada satu kekuatan lagi …

Yang terpancar dari sang dhewa

Bayangan …

Gelap …

Segelap rimba kala kita jamah

Sependar sisi yang merana

Kala sendiri dibuai sepi ..

Kala tak seorangpun menemani ..

Aduhai kegelapan ..

Kapankah dikau kan berganti terang …?

Akankah esok hari …??

Esok hari memang berganti …

Karena hari dan waktu selalu berjalan

Dalam terangpun kadang kita tak menemukan

Sesuatu yang kita harapkan

Bukankah hidup itu tetap harus dijalani

Walau dengan setengah hati …

Ha..ha..ha … hati …

Kau ingat …

Hati itu serapuh kaca..

Kala pecah dan terluka

Dia hancur berkeping – keeping

Dan kepingan itu …

Akan melukai orang lain..

Namun hidup tetap akan berlanjut ..

Tapi jangan kau lupa

Hati yang kokoh nggak akan mudah pecah

Dia akan tegak … gagah …

Karena bagi dia …

Tak ada yang patut ditangisi

Tak ada yang pantas disesali

Semua adalah kehendak sang Illahi

Ahh.. wahai hati yang rapuh

Andai kau pahami

Betapa alam ini seindah mentari

Betapa keindahannya bak pelangi

Pasti kau tak kan pernah pecah… berkeping

Pasti …

Pasti kau kan ceria

Laksana sang puteri yang bertemu sang pangeran

Diatas kereta kencana

Semoga …

Khayalan …

Dunia fantasi …

Hanya ada diduniaku

Milikku …

Sayang, walau khayalan

Keindahannya dapat kuraih

Walau fantasi

Dia senyata illusi

Walau illusi

Dia seindah pelangiku

Ehmm… keresahanku tersandar disana

Gundah gulana hatiku tersimpan disana

Dan impianku akan terpendam disana

Tak kan ada yang mengusiknya…

Karena dia hanya milliku

What time is it ..?

Time ..

Sometimes .. I really didn’t know

How faster your run

Somehow I don’t know why I always here

So far …

Alone…

Nothing … bout that

Although my friends

So kindles…

So beauty ..

So coolest

But that was a same

Alone …

Without you in my side ..

I wish somebody can help

To find my dearest babes

And talk to her ..

How much I’m very needed

How much I’m very loved her

Just like …

My first love …

Ever …

And ever …