Sekali lagi, aku berkutat dengan emosi
Meredam buih buih amarah yang menjamahku bagai pengikutnya
Merasuk dan menggerayangiku bagai nafsu yang melingkar selaksa pusaran
Rentanku kala seraut wajahmu menghantuiku
Menjadi bayangan yg senantiasa membuntutiku
Meruntuhkan ego dan menghabiskan amunisiku untuk menghabisimu
Selalu ... aku luruh dalam kerinduan yang menggebu
Menyerah pada rasa yang tak jua mengikuti logika
Menyerah pada cinta yang memasungku tanpa kendali
Menyerah ...
Menyerahkan seluruh hati yang tak jua ku ikhlaskan
Untukmu ... dulu, kini ataupun nanti
Sekali lagi ...
Harus ter rela kan bulir2 air mata ini menetes membelah jiwa dan rasa
Meremukkan seluruh syaraf angan dan mimpi
Membuat kaki asaku pincang dan rapuh
Dan maaf ... terpaksa aku merutuki mu
Tak rela bila hati harus merintih menyebut namamu
Walau kusadari bibirku berkhianat dan memanggilmu bagai ajimat