Senin, 20 September 2010

Hujan ...

Hujan ...
Rintikmu dipenuhi damai
Hadirmu membawa kesejukan dihati
Dan kepergianmu selalu hadirkan pelangi
Rela kau hadir disela hari
Menjadi tangisan tanpa suara menjadi dambaan tak tersua
Biarkan berlalu pergi, bila jalan tak mungkin tertempuhi kembali ...


Mendekatlah……
Bila malam ini mimpi tlah mengukiri sgenap dinding hati
Usah menanti keraguan kelak kan terjelang di dini nanti
Mengertilah……...
Tatkala rasa mengekalkan hasratnya hanya pada seberkas asa
Roda waktu dunia takkan lagi sanggup memutari dimensi nyata
Akuilah……
Keberadaan desiran makna yang terus memekat di tiap tetes darah
Pengingkaran pada satu kata cinta akan membadaikan sejuta damba
Resapilah…..
Bila gamang sudah tak bergelayut lagi di penjuru kasih sayang
Dalam kegulitaan pengharapan inilah cahaya hakiki kusimpankan (Galih)


Ketika gelisah mendera, kepiluan serasa sealiran darah
Menuju titik nadi yang kian membuncah
Resah bergayut tanpa sebab melingkari nurani tanpa bisa terbendung lagi ...
Ada ingin ku sampaikan pada angin
Pintaku serasa menghiasi tiap kisi langit...

Rasakanlah ...
Ku titipkan baitan asa pada gemintang surga
Sumbang terdengar kidung cinta
Mendayu ...
Merindu ...
Bagai usapan buluh perindu

Biar usang tersimpan jua
Tak kan usai dimakan perayap cinta
Terjaga hingga berakhirnya masa
Karena cinta tak harus jadi miliknya
(Iffa)


Dan bila pedih kenang lama tlah tak melingkupi diri
Takkan lagi luka bathin ini kan kubawa mati
Biarlah terkubur sudah kisah lama yang duka
Hanya pada satu asa kini kutulis bait-bait rindu
Tatkala lorong hatiku bersenandungkan lirih asmara
Mengalun pelahan mentasbihkan berjuta damba
Dan bila getarnya terasa menyentuh relung jiwamu
Akankah bersambut indah segala jalinan telisik rasa (Galih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar