Senin, 23 Maret 2009

Sepenggal Cerita


kala kutatap wajahmu ...
ada beribu rasa berbaur menjadi satu ...
ada getar yang tak mampu kuredam ..
ada harapan yang tak bisa kuhapuskan


Ach ... Panas mencekam, benar - benar terasa membakar tubuh. Peluh menetes dikeningku, tissu basah yang kubawa, semakin basah dan parfumnya mulai memudar. Rasanya minum es dicuaca sepanas ini akan terasa mengiurkan. Aku benar - benar butuh satu kesejukan yang bisa mengusir rasa panas yang semakin menguasaiku.

Aku melangkah lesu, kuliah sudah usai. Dan sayangnya hal itu tidak semakin membuat aku bergairah, malah semakin membuat aku gundah dan resah. Dia absen pagi ini. Entahlah .... kemana perginya makhluk satu itu. Kemarin dia juga absen tidak ikut kuis, dan tanpa meninggalkan pesan apapun padaku. Setiap aku kirim SMS dia tak pernah membalas, aku coba call pasti di reject. Terkadang aku berpikir aku salah apa ? Aku jadi bete, pengen marah namun tak tahu kemana harus aku lampiaskan kemarahan ini. Dia Andra, temanku atau boleh dibilang sahabatku .... aku berteman dengannya sejak aku mengenalnya diospek dulu. Kami sering jalan bareng, saling curhat, lama - lama tanpa kami sadari, kami telah menjadi sahabat. Dia begitu memahamiku, dan mengerti tentang semua hal yang menjadi harapan dan mimpiku, yang pasti dia cowok terbaik yang pernah ku kenal. Denganya aku bisa curhat apa saja, bisa menumpahkan segala keresahan dan kepedihan yang kadang aku rasakan. Dan rasanya tak ada satu halpun yang tidak kuceritakan padanya. Aku menyayanginya, andai boleh jujur, aku tak bisa kehilangan dia.

Dan ingatan ku melayang pada satu senja beberapa hari yang lalu, sebelum dia menghilang tanpa pesan. Di teras kostku, aku melihatnya begitu resah, dan tatapan matanya begitu kalut. Aku tak tahu apa yang sedang berkecamuk dihatinya. Aku hanya bisa merasakan satu kilasan ketidak berdayaan disana. Andra mengacak - acak rambutnya, serasa tidak menyadari aku yang berada didepannya, menatap dengan perasaan tak menentu.

"Dis, aku bingung. Aku benar - benar butuh waktu dan ruang untuk menyendiri. Memikirkan semua hal yang terasa tiba - tiba."
"Tunggu, ada apa nich ? cerita dong ... ! elo masih anggep gue sahabat kan ?" Aneh, aku tak mendapatkan jawaban. Hanya helaan nafas panjang yang terdengar. Andra tertunduk lesu. Aku mencoba mendekat, kusentuh jemarinya .... namun, seperti tersentak kaget Andra reflek menepis. Hah !!! ada apa nich ... tanyaku dalam hati.
"Andra please .... jangan buat aku bingung dengan semua sikapmu. Bagi semua masalahmu ke aku, kalau bisa aku akan coba bantu." Andra memalingkan wajahnya, sedari tadi dia tak pernah sekalipun menatapku. Selalu menghindar bila kudekati, dan tanpa kusadari aku merasa sakit, sakit dengan semua hal yang dia lakukan terhadapku. Apa salahku, aku tak ingin apapun, aku hanya ingin dia kembali seperti dulu, Andra yang kukenal, Andra yang suka tertawa dan Andra yang penuh perhatian.
"Aku kesini cuma mau pamit ke kamu, kalau aku akan pergi. Mungkin untuk beberapa hari kedepan aku bolos kuliah. Jangan cari aku, jika aku sudah menemukan sumber dari semua masalahku. Kamu adalah orang pertama yang akan tahu. Aku janji...." Andra beranjak pergi, tanpa salam tanpa senyum, dia melangkah menjauh, aku menatap kepergiannya dengan kelu, ada begitu banyak rasa yang campur aduk dihatiku. Aku begitu berat ditinggalkannya, andai mampu aku ingin berteriak protes dengan semua keputusannya. Tak tahukah dia, hari - hariku akan serasa kelabu tanpa kehadiranya, apakah dia tak jua mengerti .... kepergiannya membawa sebagian dari hatiku. Aku ... Gadis, yang tak mampu menahan semua perasaan yang ada. Yang tak mampu menepis sedikit saja dari semua harap dan pinta. Aku .... Gadis. Gadis itu !!!


Sejak kepergiannya yang tiba - tiba, aku merasakan kekosongan yang tak kumengerti. Dan perasaan yang tak pernah kukenal mulai menghantuiku. Bayangan nya selalu menari - nari dipelupuk mataku. Aneh .... ! aku memang sayang padanya, namun tak pernah sekalipun bayangan wajahnya menghantuiku siang malam, membuat aku seperti hidup tapi mati. Karena itu, seluruh aktivitasku menjadi terbengkalai. Hanya dia yang ada dipikiranku, tersadar .... perasaan ini sudah terlalu jauh merasuki hatiku. Dan aku seperti tak berdaya dalam jeratnya, membuatku tak bisa menghindar ataupun menghapusnya. Sore ini, aku berusaha melupakannya. Melupakannya, agar tak lagi masuk dalam hatiku, biarlah dia hanya menjadi sahabat terbaik yang aku miliki. Aku tak akan meminta apapun, tak kan mengharap apapun , dan tak kan bermimpi apapun tentangnya. Dan sore ini, aku akan coba mengalihkan perhatianku pada tugas - tugasku. Ada beberapa makalah yang harus aku selesaikan, seharusnya hari ini, aku sudah mendapatkan data pasien untuk sampel risetku dari Rumah sakit, namun semua batal aku lakukan. Entahlah ... aku seperti tak mengenali diriku sendiri.

Dan akhir - akhir ini aku begitu merindukan kehadirannya disampingku. Aku benar - benar rindu padanya, rindu dengan semua tentangnya, canda tawanya, dan senyumnya. Duch ... mengapa dia tetap saja ada, dimanapun ku alihkan perhatianku, selalu kembali tentang dia, dia dan dia. Aku meraih satu buku dari rak buku didepanku, buku ini terasa asing .... dan aku tak pernah merasa memilikinya. Ku buka lembar pertama, disudut atas tertulis satu nama "Gadis ku". Tulisan ini .... sangat mirip dengan tulisan tangan milik Andra.

Aku jatuh cinta ....
andai cinta ini memang ada
Ingin kumeraihnya dan menjadikannya milikku
Untukku ...
Hanya untukku
Menghias tiap cakrawala dengan kasihku
Memberi warna disetiap impian dan harapan
Hanya untukmu ....

Jatuh cinta ...., inikah biang keladi dari semua kegelisahan itu ? inikah yang membuatnya menjauh dariku ? Inikah yang membuatnya harus menyendiri, sendiri... membenahi hati dan perasaannya. Dan siapa gadis itu, yang sanggup menghapus senyum dibibirnya berganti rintihan pilu, siapa dia yang mempu membuatnya begitu kacau dan menderita. Siapa dia .... ??? ach ... mengapa ada kepedihan yang tiba - tiba merayap dihatiku. Mengapa ada rasa kecewa yang tiba - tiba datang menguasaiku. Ternyata, aku telah kehilangan dia. Kehilangan satu sosok yang selama ini menemani hari - hariku. Dia bukan lagi miliku. Hatinya milik gadis lain, dia telah jatuh cinta. Dan aku .... mengapa ada kepedihan kala menyadari dia jatuh hati pada gadis lain, mengapa ada rasa kecewa yang menyakiti hatiku.

Apakah ... setiap getar dihatiku kala bersamanya itu cinta ...?? Deg ..... ach! benarkah ini cinta ? bukan perasaan sesaat yang menyesatkan ? bukan perasaan semu yang butuh pelampiasan ?. Aku tidak mungkin mencintainya, dia adalah sahabatku. Aku tak mungkin membiarkan perasaan ini ada, jika hal itu akan menjauhkannya dariku. Karena aku tidak ingin kehilangan dia, sampai kapanpun .... aku ingin dia ada untukku. Entah sebagai apa ....... ! Maafkan aku, jika sedetik lalu aku merasa begitu cemburu, jika semenit lalu aku merasa begitu marah, luka dan kecewa. Maafkan ...

Dua minggu ini, aku benar benar kacau. Aku benar - benar hampa .... dia tak pernah muncul, kemana dia ?? sedang apa ?? sehatkah ? sakitkah ? bahagiakah ? atau dia sedang berduka ? atau di sana dia malah tertawa bahagia, karena telah mendapatkan cintanya. Mengapa aku bertanya, bukankah dia berjanji bahwa aku orang pertama yang kan tahu jawaban dari semua itu ? aku .... Gadis. Gadis itu !!!

"Gadis .... dicari tuch !" Aku tersadar dari lamunan panjangku, ketika kudengar Dea mengedor pintu kamarku sambil berteriak.
"Sapa De ?" Tanyaku tak kalah lantang. Ach ... kulihat jam didinding, 19:30 WIB ternyata aku telah melamun begitu lama.
"Andra tuch .... !" Apaaa ??? ada sorak kegirangan dihatiku, ada perasaan lega dan ach ... hatiku berdebar tak karuan, getarnya membuat aku terpaku. Serasa habis ditonjok jantungku. Tiba - tiba, aku merasakan seluruh persendianku lemas, tak bertenaga .... namun aku harus menemuinya. Melihatnya .... menyakinkan diriku sendiri bahwa dia baik - baik saja. Aku bergegas menemuinya diteras, dan disana kulihat satu sosok yang berbeda. Ada sosok jenaka, yang tertawa menyambut kehadiranku. Aku tersenyum, walau tak dapat kusembunyikan rasa heran dihatiku.
"Andra .... !"
"Yups ... gue Andra sahabat elo, masih ingat kan ?" Aku tertawa, melihatnya tak kurang dari satu halpun. Lega, dia telah kembali menjadi sosok yang selama ini ku kenal. Aku duduk disampingnya, entahlah perasaanku tak dapat dilukiskan. Aku tidak bisa melihat warna hatiku, bukan warna pelangi yang bisa ditebak merah, kuning, hijau tapi begitu banyaknya perasaan, hingga aku bingung memberi nama atas warnanya. Ku tatap matanya, sekali saja aku ingin melihat ada apa disana. Namun, aku tetap tak mampu menebak setiap binar dimata indah itu.
"Cerita ???"
"Yups... saya masih inget dengan janji saya tuan putri ..."
"Ha ..ha...ha, my princes ....! elo suka banget ya bikin aku bingung. Atau .... elo emang suka bikin aku cemas, sibuk mikirin kamu ?"
"Maaf ... maaf dech, sekali - kali boleh dong elo mikirin aku ?" Sekali ? tak sadarkah engkau, selama ini aku selalu memikirkanmu. Tepatnya kapan aku juga tidak tahu. Kau tiba - tiba saja telah menguasai dihatiku, tanpa kusadari. Membuat aku merasakan kosong dan hampa tanpa ku mengerti, kenapa ....
"Coba tebak .... biasanya tebakan elo bener tuch !"
"Menebak tentang apa ? tentang cerita yang akan kau utarakan ?" Andra mengangguk, menatapku seakan - akan aku adalah satu - satunya wanita yang pernah dia temui. Tatapan itu, begitu aneh dan mengalirkan satu getaran yang tak kumengerti dihatiku. Ku tundukan wajahku, tiba - tiba saja aku merasa gugup dan salah tingkah.
"Dis ... kenapa ?" aku tidak boleh seperti ini, aku harus bangkit dan menepis semua perasaan yang ada dihatiku. Sebisa mungkin, aku harus bersikap wajar kalau aku tak ingin isi hatiku terlihat jelas dari mataku.
"Aku nggak papa koq !"
"Gadis, aku jatuh cinta. Pada seseorang yang tak mungkin bisa kuraih. Dua minggu ini, aku berusaha menyakinkan hati sendiri bahwa dia bukan apa - apa dan bukan siapa - siapa dihatiku. Namun, susah banget menghapusnya dari hatiku. Aku terlanjur cinta padanya ...." Aku menghela nafas panjang, menatap langit diatas sana, yang penuh bintang, kerlap kerlip cahayanya begitu indah. Andai bisa, aku ingin menjadi salah satu dari bintang itu, diatas awan bersanding dengan mega, menghiasi angkasa. Indah sinarnya menjadi dambaan setiap insan. Namun aku tetaplah Gadis, hanya seorang gadis. Aku tersenyum, menepis semua rasa yang mencoba mencengkeram hatiku. Membuat aku luka dan pedih, Aku tidak mencintainya, tidak .... TIDAK !!! jeritku dalam hati. Andai memang ini cinta, biarlah hanya cinta semata, yang akan abadi dalam jiwa selamanya.
"Andra, kalau kamu memang mencintainya, seharusnya kau berusaha meraihnya bukan menghindari atau mencoba menghapusnya. Apakah kamu ingin seumur hidupmu menyesal karena dia tak pernah tahu perasaanmu yang sesungguhnya. Beritahu dia, katakan bahwa kau mencintainya. Jangan siksa dirimu dengan pertanyaan yang seumur hidupmu tidak akan kau ketahui jawabannya. Bukankah kamu pun ingin mengetahui isi hatinya, mendengar dari mulutnya sendiri bahwa dia juga mencintaimu."
"Tapi Dis ..., dia tak mungkin teraih olehku ...."
"Apakah dia bintang diatas sana .... yang untuk meraihnya kau butuhkan sayap ?, ataukah dia rembulan, yang hanya bersinar saat matahari tenggelam, hingga untuk meraihnya kau butuhkan seluruh malammu agar tetap terjaga bersamanya ?. Tidak bukan .... dia hanya sekuntum mawar, yang untuk menyuntingnya hanya butuh keberanian dan tekad, keberanian untuk terluka karena terkena durinya serta tekad untuk mendapatkannya. Raih dia .... jangan kau biarkan dia pergi dan berlalu begitu saja meninggalkanmu dalam ketidak pastian." Andra tersenyum, mengerling jenaka dan ...
"Kamu tidak sakit hati jika aku jalan dengannya, kamu tidak merasa kehilangan jika aku dan dia bersama ? kamu tidak cemburu ?" Aku terperangah mendengar pertanyaan Andra. Dan aku benar - benar tidak tahu harus menjawab bagaimana. Yang bisa kulakukan hanyalah diam tanpa bisa bicara. Tak ada yang harus kukatakan, karena semua yang ada dibenakku dan yang kurasakan telah dikatakannya.
"Andai gadis itu adalah Gadis, bagaimana ?" Aku menatapnya bingung, tak mengerti arah dari semua ucapannya.
"Andra setiap gadis adalah gadis ....." Ucapanku terhenti ketika jemarinya menyentuh bibirku.
"Aku mencintaimu Gadis" Aku terhenyak, tak percaya kata - katanya. Antara percaya dan tidak, yang mampu ku lakukan hanyalah terpaku.
"Heiii ... ada yang salah dengan ucapanku ? bukankah aku sudah menuruti semua kata - katamu. Jujur pada dia, dan berusaha meraihnya. Dan sekarang, aku sudah siap patah hati jika memang dia benar - benar tak bisa kuraih."
"Gadis bukan bintang, tidak juga rembulan namun dia hanyalah Gadis yang hanya punya hati. Dan hati itu tak lagi miliknya namun milik sosok lain disana. Jadi apa yang bisa kutawarkan lagi padamu ??"
"Kau masih mengharapkannya ? mengharapkan dia kembali padamu setelah semua luka yang kau terima atas cintamu ?"
"Beritahu aku, kalau seorang gadis selalu memikirkanmu tidak bisa makan dan tidur karenamu, selalu terbayang wajahmu, dan selalu merindukan kehadiranmu. Apa yang dirasakan gadis itu ? dia mencintai orang lain atau dia jatuh cinta padamu ?"
"Dia jatuh cinta padaku ...." Jawab Andra lesu, aku tertawa kulepaskan seluruh beban yang sedari tadi menghimpit dadaku. Membuat aku sesak bernafas, dan memberikan sakit yang bukan kepalang sakitnya dijantungku. Andra terpaku, bingung oleh sikapku.
"Kamu belum sadar juga ???"
"Kamu jatuh cinta padaku ?" tanyanya tak percaya. Aku hanya mengangguk, berharap dia mengerti, bibirku kelu untuk mengucapkan satu kalimat itu. "I love you" semoga cerita ini tak hanya sepenggal cerita. Namun akan menjadi kisah terindah dalam hati, selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar