Rabu, 01 Juli 2009

1 Juli 2009

Beast ...
Senja menggantung di ufuk barat, kulihat warna kuning keemasan itu mulai menebar disudut cakrawala. Dan pasti dengan perlahan akan berganti dengan warna jingga, terpekur ku disini menatap bayangan awan yang membentuk berbagai bentuk binatang dan makhluk - makhluk alam. Melukiskan setiap keadaan di bumi. Angin berdesir ... tak mampu mengusikku dalam diam. Layaknya sang Dewi yang bersemadi, mencari petunjuk untuk segala keresahan hati. Ehmmm .... kuabaikan segala hal yang mengusikku, tak kuhiraukan dingin yang semakin mencengkeram tubuhku dan tak kudengarkan suara ombak dipantai yang bersahutan memanggil namaku. Aku diam .... diam dan diam. Terpaku oleh sesuatu yang tak kupahami, kala diatas langit itu kutemukan wajahnya tersenyum menatapku. Illusiku kah ini ? atau ... ini adalah wujud dari segala kerinduan yang selalu menyesakan dadaku.

Beast ...
Sunyi melingkupiku bagai jala sutra yang membelit tubuhku, membuat aku tak bisa bernafas, sesak dan penuh emosi. Kala kurasakan hati ini selalu memanggilnya, kala kepenatan tubuh ini selalu mengkhianatiku, selalu tiada lelah menunggunya di batas waktu.
Lihatlah .... garis cakrawala itu, seakan ingin menegaskan padaku. Bahwa segalanya akan sampai pada batasnya, entah jiwa, rasa ataupun keyakinanku. Tidak Beast ... biarlah garis cakrawala itu memisahkan setiap belahan dunia yang lain, namun dia tiada mampu memisahkan setiap belahan jiwa dengan belahan jiwa. Bukankah garis tangan dan takdir bicara .... bahwa setiap orang kan diciptakan dengan pasangannya. Agar tiada yang dinamakan kesepian, keraguan dan kebimbangan. Karena setiap pasangan itu diciptakan dari tulang rusuk pasangannya.
Harapku ... tiada kata terlambat untukku, tiada pintu tertutup kala segalanya terlambat kusadari. Inginku selalu ada jalan untuk kembali ...

Beast ...
Senja semakin memerah, mentari itu sudah mulai bersembunyi dibalik mega. Warna berganti, karena malam akan menggantikan pagi. Andai semua bisa dengan mudah berganti, rasanya hati ini tak kan selalu dirundung sunyi. Tapi dia bagiku bukanlah siang dan malam, bukan terang dan gelap, bukan tawa dan tangis tapi .... dia adalah seluruh warna di hidupku. Hingga akan sulit bagiku melupakannya dan menggantinya dengan yang lain. Tak akan ada yang seperti dia, tak akan ada yang melebihi dia, dan tak akan pernah ada yang bisa menggantikannya. Dia tetap lah satu, satu - satunya warna dihidupku. Bukan sekedar merah, kuning dan hijau dilangit yang biru ataupun hijau, kuning, kelabu, merah muda dan biru. Tak ingin seperti balon, yang indah bila telah diisi udara, tak lagi menarik kala mengempes dan membuat kaget kala meletus. Dia Beast ... orang yang ku cari.

Dimana pun dia berada, suatu ketika dia akan hadir di sini. Bersamaku merangkai setiap mimpi. Ehmm ..... do'aku "Impian ini tak hanya illusi, harapan ini tak sekedar harapan semu dan Asa ini akan tetap terwujud dalam realitaku, iringi aku dengan do'amu, amini aku dengan ketulusanmu dan jaga aku dengan kasihmu", hanya itu pintaku.

Beast ...
Malam mulai merayap, kusudahi segala kata ini. Kan kutentramkan hati dengan membasuhnya dengan air suci. Suara Adzan itu telah memintaku tuk menghadap pada Nya, kan kupenuhi segala panggilan jiwa. Disana kan kurebahkan segala keresahan ini, kan kuadukan kerinduan dan perihnya rasa ini, kan ku pintakan dengan do'a tulus hati. Agar setiap jalan ini kan membawaku tuk menemukannya diujung persimpangan jalan itu. Agar aku tak kan salah melangkah dan tak kan salah menautkan hati. "Ya Allah .... jodohkanlah aku dengan dia, satu sosok yang memang Kau ciptakan untukku. Tautkan hati kami dengan cinta Mu, Ikatkan jalinan ini dengan Ridho Mu. Tuntun jalan kami tuk bertemu di dalam Jalan Mu, yang memang Engkau berkahi untuk kami. Selalu..." Amien .

Tergapailah dalam rengkuhanku
Bersinarlah dalam genggamanku
Jangan pernah mati hanya untuk aku
Hiduplah selalu dengan sinar cintaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar